Rhylee Akeroyd, pembalap muda asal Selandia Baru, tengah mengejar mimpinya untuk meraih kontrak profesional di Eropa dan tampil di Kejuaraan Dunia Wanita U-23. Ia pun bertekad menempuh perjalanan panjang ke Australia demi berlaga di ProVelo Super League.
Setelah meraih gelar juara nasional U-23 di Timaru pada Jumat, Akeroyd langsung bergegas ke Christchurch untuk mengejar pesawat. Keesokan harinya, ia telah bersiap di Colac untuk mengikuti Lochard Energy Warrnambool Women’s Classic, putaran kedua ProVelo Super League.
"Saya langsung ke bandara setelah balapan selesai. Saya tiba di sana jam 3 pagi. Memang, persiapan yang sangat singkat," ujar Akeroyd.
Meski melewatkan perayaan kemenangannya, Akeroyd tetap semangat karena ia menyadari pentingnya kedua kejuaraan tersebut. "Saya berharap bisa direkrut oleh tim profesional Eropa. Itu impian saya. Saya juga ingin sekali mewakili Selandia Baru di Kejuaraan Dunia Wanita U-23 pertama," ungkap Akeroyd.
Penampilan apik Akeroyd di Kejuaraan Dunia di Rwanda akan membuka jalan baginya untuk mendapatkan kontrak profesional. Pun demikian, ProVelo Super League juga menjadi kesempatan emas. Pemenang kategori U-23 berhak mendapat kontrak dengan Liv-AlUla-Jayco.
"Saat melihat pengumuman ProVelo Super League, saya langsung tahu harus ikut. Ini dekat dari rumah dan tidak ada balapan seperti ini di Selandia Baru," kata Akeroyd.
"Lalu, saya dengar ada kontrak profesional yang dipertaruhkan. Saya tidak mau menyesal nanti. Jadi, saya harus ikut semua balapan," tambahnya.
Akeroyd tidak sendiri. Rekan setimnya di Meridian Blue p/b 99 Bikes, Kirsty Watts, juga melakukan perjalanan ke Warranmbool. Kedua pembalap tersebut menunjukkan performa yang tangguh meski kurang istirahat. Watts finis ke-11, sementara Akeroyd menempati urutan ke-15.
Apakah perjalanan panjang dan malam tanpa tidur sepadan?
"Tentu saja, 100% sepadan," jawab Akeroyd mantap.
"Saya justru tampil baik saat lelah. Saya merasa lebih baik hari ini daripada Jumat kemarin," akunya.
Kondisi berangin di Warranmbool justru menguntungkan Akeroyd. "Saya berasal dari Invercargill, ujung selatan Selandia Baru. Saya terbiasa membalap saat berangin dan pernah terjatuh beberapa kali. Hari ini, saya tahu cara memposisikan diri dan selalu berada di tempat yang tepat," pungkasnya.