Pembalap asal Belgia Wout van Aert terpaksa merelakan ambisinya menang di Clásica Jaén setelah finis di posisi sembilan pada Minggu (26/2). Juara dunia cyclocross tujuh kali itu mengaku tidak cukup kuat untuk bersaing dengan rival-rivalnya.
Van Aert, yang merupakan favorit utama sebelum balapan, sebelumnya pernah gagal di Jaén pada 2024 karena bannya bocor di sektor kerikil awal. Tahun ini, ia bertekad untuk menebus kekalahannya, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan.
Pada kilometer ke-70, Van Aert tertinggal dari grup pengejar yang dipimpin oleh Tim Wellens (UAE Team Emirates-XRG). Ia sempat berusaha mengejar, tetapi akhirnya memutuskan untuk mengalah dan menjadi pembantu rekan setimnya Ben Tulett.
"Saya merasa Ben adalah pembalap terbaik kami, tetapi ia kurang percaya diri," kata Van Aert. "Itulah mengapa saya memintanya untuk menghemat tenaga untuk akhir balapan dan saya akan mencoba melakukan sesuatu untuknya."
Tulett akhirnya finis di posisi kesembilan setelah sendirian di akhir balapan. Van Aert mengakui bahwa timnya tidak tampil baik dan harus bertahan dari serangan rival-rival mereka.
"Saya mampu bertahan saat seleksi awal, tetapi setelah itu, kami terlalu sering kehilangan irama dan terpaksa mengejar ketinggalan," katanya.
Van Aert, yang sempat terjatuh di awal balapan, juga membantah bahwa latihan beratnya di Mallorca menjadi penyebab kegagalannya.
"Ini balapan yang sangat spesial, jadi mungkin lebih baik jika saya sudah lebih banyak balapan sebelum datang ke sini," katanya.
"Saya sudah punya daya tahan dari balapan cyclocross, tetapi hari ini… Saya tidak buruk, tetapi saya tidak merasa cukup kuat untuk menang."
Van Aert berharap balapan di Jaén menjadi penanda kembalinya ia ke ajang balap jalan raya setelah absen karena cedera pada Vuelta a España musim lalu. Ia bertekad untuk terus berlatih dan tampil lebih baik di balapan-balapan mendatang.