Giro d’Italia 2024 akan memperebutkan jersey putih untuk pembalap muda terbaik, menyusul berakhirnya dominasi Tadej Pogacar yang berusia 25 tahun. Berbagai talenta muda siap bersaing ketat, termasuk Cian Uijtdebroeks, Thymen Arensman, dan Luke Plapp.
Uijtdebroeks tampil mengesankan dengan finis kedelapan di Vuelta pada debutnya tahun lalu. Plapp juga meningkat pesat pada 2023, menempati posisi keenam di Paris-Nice. Arensman, pemenang jersey putih kedua tahun lalu, akan membantu Geraint Thomas dalam perebutan gelar juara.
Antonio Tiberi berambisi menjadi pembalap Italia pertama yang memenangkan jersey putih sejak Fabio Aru pada 2015. Ia menunjukkan performa apik di Tour of the Alps, finis ketiga di belakang Juanpe López. Giulio Pellizzari dan Davide Piganzoli juga berpeluang bersaing setelah tampil baik di ajang yang sama.
Florian Lipowitz dari Jerman juga menjadi ancaman setelah finis ketiga di Tour de Romandie. Ia membuktikan kemampuannya di pegunungan dan dapat menjadi pesaing kuat untuk jersey putih.
Jersey putih, simbol masa depan balap sepeda, kembali diperebutkan di Giro d’Italia sejak 2007. Beberapa pembalap top yang pernah memenangkannya antara lain Andy Schleck, Richie Porte, dan Rigoberto Uran.
Jersey ini memegang harapan dan impian para pembalap muda, sebuah halaman kosong yang siap ditulis dengan babak baru yang menarik. Perebutan jersey putih di Giro d’Italia 2024 diprediksi akan berlangsung sengit dan penuh kejutan.