Turin – Geraint Thomas kembali ke sirkuit Giro d’Italia dengan ingatan akan kegagalannya tahun lalu. Dikonfrontasi dengan rekaman kekecewaannya di Monte Lussari, Thomas justru merasa termotivasi.
Kali ini, Thomas menghadapi tantangan yang berbeda. Tadej Pogačar, pembalap tangguh asal Slovenia, dijagokan sebagai pemenang. Namun, Thomas tidak gentar. Ia bertekad untuk memberikan perlawanan, meski menyadari jarak yang harus ia kejar.
"Saya tidak akan berada di sini jika Pogačar tidak terkalahkan," tegasnya. "Saya ingin balapan lebih agresif, tidak hanya mengincar podium."
Meski kembali ke Giro d’Italia, Thomas tidak lagi merasa memiliki urusan yang belum selesai. Ia justru merasa lega setelah pencapaiannya tahun lalu.
"Saya sudah mencapai sesuatu di Giro. Primož memenangkan balapan itu tahun lalu, bukan saya yang kalah. Tentu saja, saya ingin menang dan membalikkan keadaan, tetapi saya tidak merasa tertekan," tuturnya.
Pada tahun 2025, Thomas diperkirakan akan pensiun. Ia pun akan mengakhiri musim ini dengan rekan setimnya, Luke Rowe, yang akan pensiun setelah Giro d’Italia.
"Pada titik tertentu, Anda harus berhenti dan itu mungkin waktu yang tepat," kata Thomas. "Kami akan membuat keputusan di musim dingin."
Menjelang Giro d’Italia, Thomas telah menjalani persiapan yang santai. Ia tidak terburu-buru mencapai performa terbaiknya, mengingat ia juga akan berlaga di Tour de France.
"Saya belum berpikir lebih jauh dari Roma," tegasnya. "Setelah itu, kita akan lihat nanti."
