ANDORA, ITALIA – Tim Merlier (Soudal Quick-Step) gagal mengulangi kemenangannya di etape Giro d’Italia setelah ia dipaksa mengerem dua kali di kilometer terakhir yang heboh dan berkecepatan tinggi.
Sprinter Belgia itu datang dari belakang dengan kecepatan tinggi tetapi tidak mampu menyamai sprint panjang Jonathan Milan (Lidl-Trek) dan memudar sebelum garis finis.
Merlier kecewa dengan kekalahan tersebut tetapi bersyukur bahwa "Saya masih hidup" setelah terjebak dalam kekacauan dan kecepatan tinggi adu sprint.
"Saya sedikit kecewa tentunya – itu mungkin untuk menang, itu hanya sangat ramai dan agak terlalu berbahaya. Tetapi tidak masalah. Itu bagian dari pekerjaan saya," ujar Merlier setelah menyadari bahaya yang dia hadapi.
"Saya senang saya masih hidup – dengan satu kilometer tersisa, saya melihat dua pengendara berdampingan dan hampir terjebak. Kami hampir menabrak pembatas."
Merlier finis kelima di belakang Milan, yang juga merebut jersey poin dari Merlier.
"Saya agak terlalu jauh di belakang di puncak Capo del Mele," kata Merlier kepada VTM Nieuws, merujuk pada tanjakan pesisir yang mendahului garis finis dan tempat Filippo Ganna (Ineos Grenadiers) menyerang.
"Karena kecepatan tinggi saat menurun, saya harus mengerem keras dua kali, karena pembalap lain hampir jatuh di depan saya. Saat itu saya berpikir tentang hidup saya sejenak."
Kekacauan dan kecepatan tinggi menyebabkan Merlier juga sempat kehilangan kontak dengan rekan setimnya, Bert Van Lerberghe.
"Dia akhirnya menempatkan saya pada posisi yang baik, tapi dia manusia, kan?" Merlier mengatakan kepada saluran TV Belgia.
"Kami masih melaju 80 kilometer per jam di sana. Pada satu titik saya masih berpikir untuk menang, tetapi Milan dan Olav Kooij masih bisa membuka celah. Kemudian saya harus melepaskannya."
