Selama bertahun-tahun, bersepeda telah didominasi oleh pria dewasa yang menganggapnya sebagai kegiatan olahraga serius. Hal ini berdampak pada generasi muda, terutama perempuan bertubuh plus yang merasa terintimidasi dan teralienasi.
Namun, sebuah laporan terbaru dari Strava menunjukkan bahwa Gen Z (mereka yang lahir antara 1997 dan 2012) membawa angin segar bagi dunia bersepeda. Studi tersebut mengungkapkan bahwa Gen Zers menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan sepeda gravel dan e-bike. Data ini menunjukkan pergeseran minat menuju penggunaan sepeda sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Zers juga memiliki kebiasaan bersepeda yang unik. Mereka cenderung bersepeda lebih cepat dalam waktu yang lebih singkat dan ditemani oleh orang lain. Mereka juga merupakan kelompok pesepeda yang paling sosial, sering berkumpul dalam komunitas online dan klub bersepeda virtual.
Perubahan ini telah menciptakan lingkungan bersepeda yang lebih inklusif dan bersahabat. Gen Zers mengutamakan kesenangan dan kebersamaan, menentang stereotip yang selama ini membelenggu kegiatan bersepeda. Mereka percaya bersepeda adalah aktivitas yang bisa dinikmati oleh siapa saja, tanpa memandang usia, kebugaran, atau status sosial.
Meskipun pergeseran ini berdampak negatif pada partisipasi di ajang balap sepeda profesional, hal ini juga menjadi kesempatan bagi penyelenggara acara untuk menyesuaikan pendekatan mereka. Alih-alih berfokus pada kecepatan dan kompetisi, acara bersepeda dapat lebih merangkul kesenangan dan kegembiraan yang ditawarkan oleh kegiatan ini.
Pada akhirnya, bersepeda seharusnya menjadi aktivitas yang menyenangkan, inklusif, dan memberdayakan. Gen Z, dengan semangat inovatif dan kepedulian lingkungan mereka, telah mengingatkan kita akan prinsip-prinsip dasar ini dan membawa kembali esensi sejati bersepeda.