Mark Cavendish telah resmi dinobatkan sebagai sprinter putra terhebat sepanjang masa setelah meraih kemenangan ke-164 sepanjang kariernya di Tour of Hungary pada Kamis (27/4).
Kemenangan kedua di musim yang diperkirakan menjadi terakhirnya ini menempatkan Cavendish di posisi kedua dalam peringkat kemenangan terbanyak sepanjang masa di balap sepeda putra, di belakang Eddy Merckx.
Kini, Cavendish unggul satu kemenangan dari sprinter Italia Mario Cipollini, yang menorehkan 163 kemenangan selama karier profesionalnya. Ini menjadikan Cavendish sebagai sprinter putra tersukses dalam sejarah balap sepeda.
Meski menorehkan prestasi besar ini, pembalap asal Isle of Man itu masih terpaut dari Marianne Vos, yang memimpin peringkat kemenangan terbanyak di kategori wanita dengan 253 kemenangan. Vos akan terus balapan musim depan, sehingga ia masih dapat mendekati rekor Eddy Merckx yang saat ini berada di angka 277 kemenangan.
Pada akhir musim 2023, Cavendish memutuskan untuk melanjutkan kariernya selama satu tahun lagi bersama Astana Qazaqstan dengan tujuan meraih satu kemenangan lagi di Tour de France. Saat ini, Cavendish menyamai rekor Merckx dengan 34 kemenangan di Tour. Satu kemenangan lagi musim panas ini akan membuatnya menjadi pemegang rekor.
Setelah memenangi satu etape di Tour Colombia awal tahun ini, performa Cavendish sempat terganggu oleh sakit singkat saat balapan di Italia. Pembalap asal Isle of Man itu baru-baru ini kembali beraksi dan dengan mudah mengalahkan beberapa sprinter kelas atas di etape kedua di Hongaria.
Sam Welsford dari Bora-Hansgrohe, Dylan Groenewegen (Jayco AlUla), dan Elia Viviani (Ineos Grenadiers) juga ikut serta dalam balapan tersebut. Groenewegen awalnya menempati posisi kedua kemarin tetapi kemudian mendapat penalti karena terlihat bertabrakan dengan Welsford saat berebut garis finis.
Dalam rilis dari Astana setelah etape, Cavendish menjelaskan apa yang dia sebut sebagai lead out yang sempurna dari rekan setimnya, termasuk Michael Mørkøv.
"Tim ini luar biasa," kata Cavendish. "Rekan setim saya melakukan pekerjaan dengan baik dan saya berhasil menyelesaikan tugas dengan kemenangan. Finisnya tidak mudah dan kilometer terakhir dengan beberapa tikungan ternyata menjadi tantangan teknis. Tapi semua berjalan dengan baik pada akhirnya, dan saya sangat senang.
"Terima kasih banyak untuk seluruh tim. Yevgeniy Gidich menjaga kami sepanjang hari, melindungi kami dari angin, dan menjaga kami tetap pada posisi. Kemudian Michele Gazzoli melakukan pekerjaan dengan baik saat menanjak. Gleb Syritsa membawa kami ke posisi sempurna sebelum kilometer terakhir etape.
"Cees Bol melakukan segalanya dengan sempurna, lead-out yang bagus dengan kecepatan tinggi di tanjakan ringan. Di final, Mikael Mørkøv menjaga kecepatan tinggi dan membawa saya mendekati garis finis, memberi saya akselerasi eksplosif singkat yang berakhir dengan kemenangan. Saya sangat senang dengan kemenangan ini, saya bisa menjalani balapan ini dalam kondisi yang baik setelah latihan yang membuahkan hasil.
"Kemenangan ini akan menambah motivasi kita semua sebelum tujuan utama musim ini, Tour de France."
Tour de France akan dimulai di Florence, Italia pada 29 Juni.