Jonathan Milan, pebalap dari tim Lidl-Trek, harus menelan pil pahit saat finis di posisi kedua pada etape terakhir Giro d’Italia. Padahal, ia berambisi merebut kembali tahta sebagai pebalap sprinter terbaik setelah rantai sepedanya putus.
Nasib buruk menimpa Milan saat hanya berjarak enam kilometer dari garis finis di Roma. Rantai sepedanya putus, memaksanya melakukan pengejaran yang menegangkan untuk bisa berpartisipasi dalam sprint.
Dengan dibantu tim Visma-Lease A Bike, Milan berhasil menyalip konvoi lomba dan mengejar ketertinggalan dari rombongan. Namun, aksi penyelamatan ini berbuntut hukuman berat dari UCI (Federasi Balap Sepeda Internasional).
UCI menjatuhkan denda maksimal 200 Franc Swiss (sekitar Rp3,2 juta) kepada Milan karena dianggap "Berlindung di belakang atau memanfaatkan slipstream kendaraan." Selain itu, ia juga didiskualifikasi 10 poin dari total poinnya di kompetisi poin Giro d’Italia.
Dampak sanksi ini tidak terlalu terasa bagi Milan, mengingat ia masih memimpin klasemen poin dengan total 352 poin, jauh di atas pesaing terdekatnya, Kaden Groves, yang hanya mengumpulkan 225 poin. Namun, hukuman ini memangkas 15 poin dari peringkat individu pebalap UCI-nya.
Manajer Visma-Lease A Bike, Addy Engels, juga terkena sanksi yang lebih berat. Ia didenda 500 Franc Swiss (sekitar Rp8,1 juta) karena mendampingi Milan dalam pengejarannya.
Meski mendapat hukuman, Milan mengaku tetap bangga dengan pencapaiannya. Ia memuji kinerja timnya, meskipun kecewa karena insiden tersebut menggagalkan rencana sprintnya di Grand Tour kandang musim ini.
"Itu adalah hal terakhir yang ingin terjadi pada hari terakhir balapan ketika Anda sangat menanti-nantikan sprint itu. Tapi, hal ini bisa saja terjadi," ujar Milan.
Ia menyampaikan bahwa timnya sangat cepat mengganti sepeda dan membantunya mengejar ketertinggalan. Milan pun mengapresiasi kerja keras rekan setimnya yang membantunya bersaing dalam sprint.
Kendati demikian, Milan mengaku sulit untuk mengatakan apakah insiden putus rantai dan pengejaran yang dilakukan mempengaruhi peluangnya untuk menang. Ia menilai posisi dan timing menjadi faktor krusial dalam menentukan hasil sprint.
"Selamat untuk Merlier dan sprint-nya. Kita mungkin dapat membicarakan banyak hal tentang sprint jika saya berada di posisi yang lebih baik, tapi itu hanya spekulasi. Jadi, saya ucapkan selamat kepadanya," tutup Milan.
Usai Giro d’Italia, Milan akan beristirahat beberapa hari sebelum melanjutkan latihan di perkemahan ketinggian di Livigno bersama tim nasional. Ia kemudian akan bersiap untuk Kejuaraan Nasional dan Olimpiade trek pada musim panas nanti.