Pada Sabtu lalu, World Naked Bike Ride di London memecahkan rekor jumlah peserta. Lebih dari 1.200 pesepeda bertelanjang bulat mengayuh sepedanya mengitari ibu kota Inggris.
Acara yang telah memasuki usia 20 tahun ini bermaksud mengampanyekan pentingnya pola hidup sehat, infrastruktur bersepeda yang memadai, serta membangun citra tubuh yang positif. Peserta diperbolehkan berkreasi dengan melukis tubuh atau mengenakan kostum yang unik.
Walaupun bertelanjang bulat, para peserta tidak melanggar hukum. Undang-undang di Inggris dan Wales hanya menghukum mereka yang bertelanjang bulat dengan tujuan membuat orang lain merasa terganggu atau terkejut.
David Selkirk, salah satu penyelenggara, mengungkapkan kebanggaannya atas pertumbuhan yang signifikan acara ini. "Semakin banyak orang yang tahu tentang acara ini. Mereka yang melihatnya pertama kali mungkin akan terkejut, tetapi pada akhirnya, mereka akan memahami tujuan mulia kami," ujarnya.
Selain kampanye kesehatan dan lingkungan, Selkirk juga menyoroti pentingnya inklusivitas. "Kami sangat senang melihat semakin banyak peserta perempuan dan dari berbagai kelompok usia bergabung. Acara ini terbuka untuk semua orang berusia di atas 18 tahun hingga 85 tahun," katanya.
World Naked Bike Ride bukan sekadar kontroversi, tetapi sebuah perayaan akan kebebasan, penerimaan diri, dan kecintaan terhadap lingkungan hidup. Kehadiran ribuan pesepeda telanjang di jalanan London menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih menghargai tubuh dan lingkungan mereka.
