Tour de France yang biasanya menyita perhatian media pada barisan depan tidak terjadi pada Sabtu lalu. Mark Cavendish, yang bercita-cita memecahkan rekor kemenangan etape sepanjang masa Tour de France tahun ini, tertinggal di belakang rombongan pada pendakian pertama, lebih dari 160 kilometer dari garis finis.
Cavendish terlihat muntah saat mengayuh sepedanya, namun dikelilingi oleh rekan satu timnya saat ia berjuang untuk mencapai Rimini dalam batas waktu. Ia akhirnya berhasil masuk jauh di bawah batas waktu 48 menit.
Menurut manajer timnya, Alexandre Vinokourov, Cavendish tidak sakit atau mengalami dehidrasi, tetapi menderita akibat medan yang dilalui.
"Etape ini sangat sulit bagi kami. Itu adalah hari yang sulit bagi semua orang," kata Vinokourov tentang etape sepanjang 206 kilometer yang dilalui di bawah terik matahari Tuscany dengan tujuh tanjakan.
Cavendish sendiri secara langsung memaparkan kesulitan etape tersebut kepada Eurosport.
"Jika Anda memiliki postur tubuh seperti saya sekarang, jangan mulai bersepeda, karena itu tidak lagi zamannya," kata Cavendish. "Tapi kami tahu apa yang kami lakukan – bukan berarti itu mudah. Kami tidak mengobrol selama mengayuh. Etapenya begitu berat – itu sangat sulit, tetapi kami punya rencana dan kami menaatinya. Saya ingin bertahan satu tanjakan lagi dengan rombongan, tapi saya sudah melihat bintang (pusing) karena begitu berat."
Cavendish tidak sendirian tertinggal jauh, ia bersama seluruh timnya, kecuali Harold Tejada dan Alexey Lutsenko, serta Jonas Rickaert dari Alpecin-Deceuninck, Fabio Jakobsen dan Bram Welten (DSM-Firmenich-PostNl). Mereka tiba di garis finis 39:12 di belakang pemenang etape Romain Bardet, jauh di bawah batas waktu lebih dari 48 menit.
"Kami tidak melakukannya dengan mudah untuk mencapai itu. Anda bisa memperkirakan apa yang akan dilakukan para pebalap depan dan kemudian memperkirakan apa yang perlu Anda lakukan untuk memenuhi batas waktu."
