Turin, Italia – Balapan sepeda Tour de France menorehkan sejarah baru dengan kemenangan etape ketiga oleh Biniam Girmay dari Eritrea. Girmay menjadi pembalap Afrika Hitam pertama yang berhasil meraih kemenangan di ajang bergengsi ini.
Dengan finis lebih cepat dari para pesaing kelas dunia seperti Mads Pedersen dan Fabio Jakobs, Girmay mencatatkan kemenangan emosional yang membawa kebanggaan bagi benua Afrika.
Dalam sebuah wawancara pasca balapan yang diwarnai oleh air mata, Girmay mengekspresikan rasa syukurnya kepada Tuhan, keluarga, dan seluruh warga Eritrea dan Afrika. "Ini momen kita, ini waktu kita," ungkapnya. "Untuk seluruh warga Afrika, selamat!"
Girmay mengungkapkan bahwa ia awalnya tidak ditunjuk sebagai pembalap unggulan oleh timnya pada etape ketiga. "Rencananya adalah memberi jalan bagi Gerben Thijssen, tetapi saya harus mencoba sendiri," jelasnya.
Meskipun sempat kehilangan posisi menjelang garis finis, Girmay bangkit dan mengayuh sekuat tenaga hingga berhasil menggapai kemenangan. "Saya tak pernah bermimpi bisa menjadi bagian dari Tour de France, tapi sekarang saya bisa mempercayainya. Memenangkan balapan ini di tengah persaingan ketat sangat luar biasa," ujar Girmay.
Etape ketiga yang berjarak 230,8 km dari timur ke barat Italia utara berlangsung sengit dengan jalan lurus, banyak bundaran, dan tim-tim yang berlomba menuju garis finis.
Sebuah insiden kecelakaan terjadi menjelang tiga kilometer terakhir, namun seluruh pembalap berhasil menyelesaikan etape. Rekor 35 kemenangan Mark Cavendish harus tertunda setelah ia terlibat dalam kecelakaan tersebut dan finis di posisi 113.
Girmay, yang berusia 22 tahun, telah menunjukkan performa yang impresif di musim ini. Kemenangannya di Tour de France menjadi bukti bahwa pembalap Afrika memiliki potensi besar untuk bersaing di panggung dunia.
Ini adalah pencapaian bersejarah yang menginspirasi dan memotivasi para atlet dan penggemar olahraga di seluruh benua Afrika. Girmay telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan tekad, segala sesuatu mungkin terjadi.
