Pada etape ke-3 Tour de France di Turin, upaya Mark Cavendish merebut kemenangan etape ke-35 kandas akibat kecelakaan hebat yang menimpa peloton hanya dua kilometer sebelum garis akhir.
Kecelakaan yang melibatkan pembalap dari tim Israel-Premier Tech dan Cofidis memaksa Cavendish dan rekan-rekan setimnya dari Astana-Qazaqstan untuk mengerem mendadak.
"Peluang saya hancur karena kecelakaan itu," ujar Cavendish.
"Saya tahu kecelakaan itu akan terjadi dan saya bisa mendengarnya. Saya terlalu pendek untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam kecelakaan itu, tetapi saya bisa mendengarnya. Saya bisa melihat orang-orang di depan saya mengerem," tambahnya.
Berkat perpanjangan aturan tiga kilometer menjadi lima kilometer pada hari Senin, para pembalap yang terlibat atau terhambat oleh kecelakaan tersebut memperoleh waktu yang sama dengan pemenang etape, Biniam Girmay.
Meski kecewa, Cavendish lebih mengkhawatirkan kondisi rekan-rekan pembalapnya.
"Saya rasa semua orang baik-baik saja, itu yang terpenting. Saya tidak berpikir ada yang terluka parah, kan?" katanya. "Saya melihat Jasper (Philipsen) dan dia baik-baik saja."
Setelah itu, Cavendish meluapkan kegembiraannya atas kemenangan Girmay, yang diakuinya sebagai sumber inspirasinya sejak kecil.
"Ini luar biasa, bukan? Ini hal yang sangat besar," ujar Cavendish.
"Balap sepeda sangat besar di Eritrea. Ini sangat bagus untuknya dan untuk bersepeda Afrika. Dia seorang legenda, bukan?" pungkasnya.
Meskipun Cavendish menyatakan telah mengganti roda depan dan belakangnya dengan jarak 80 km sebelum garis akhir, tim Astana menegaskan bahwa ia mengalami dua ban kempes.
"Saya memang selalu agak rewel dengan sepeda saya," kata Cavendish. "Saya suka mengganti-ganti berbagai hal."