Mark Cavendish, bintang sprinter asal Inggris, tengah berjuang meraih rekor kemenangan etape ke-35 di Tour de France. Perjuangannya mendapat perhatian publik, hingga muncul istilah "Project 35" untuk menggambarkan misinya.
Dalam etape 1, Cavendish sempat mengalami kesulitan akibat dehidrasi dan hawa panas yang menyengat. Namun, ia mampu menyelesaikan etape tersebut dan mempertahankan peluangnya. Sejak saat itu, setiap gerak-geriknya menjadi sorotan, terutama pada etape-etape yang lebih cocok untuk para sprinter.
Untuk mencapai rekor tersebut, Cavendish melakukan berbagai inovasi teknologi dan taktik. Ia menggunakan sepeda aerodinamis dengan botol berprofil sempit, ban yang lebih cepat, dan penutup tombol dial pada sepatu untuk mengurangi hambatan udara. Selain itu, ia juga mengenakan kaus kaki khusus dengan desain chevron dan lapisan dasar aero.
Salah satu trik Cavendish yang unik adalah memposisikan radio di dadanya. Hal ini mengikuti tren di dunia balap time trial, yang bertujuan untuk meningkatkan aerodinamis.
Perjuangan Cavendish menunjukkan kegigihan dan upaya tak kenal lelah dalam mengejar prestasi. Peralatan dan teknik inovatif yang ia gunakan mencerminkan kemajuan teknologi dalam dunia balap sepeda. Ia membuktikan bahwa bahkan detail terkecil dapat memberikan keuntungan signifikan dalam perlombaan yang kompetitif.
Kini, tinggal menunggu waktu untuk melihat apakah "Project 35" akan terwujud. Cavendish masih memiliki beberapa etape tersisa untuk meraih rekornya. Perjuangannya menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa impian besar dapat terwujud melalui ketekunan dan inovasi.
