Dijon, Prancis – Mark Cavendish kembali menelan kekecewaan dalam ajang Tour de France setelah gagal meraih kemenangan sprint di etape ke-6 pada Sabtu (9/7). Bersama tim Astana-Qazaqstan, Cavendish tak mampu bersaing di Dijon.
Tim Astana-Qazaqstan berupaya menjaga Cavendish tetap berada di depan selama perjalanan ke kota. Namun, tim mereka terjebak di peloton dengan jarak dua kilometer tersisa di titik sempit jalan sebelum tikungan dan belokan kanan ke garis finis yang panjang.
Cavendish berjuang untuk naik ke posisi terdepan pada tahap akhir sprint namun terhalang. Dia terlihat mengalah dalam kekalahan dan membiarkan rekan setimnya, Cees Bol, bertarung untuk menempati posisi. Cavendish finis di posisi ke-19, sementara Bol di urutan ke-14.
Dylan Groenewegen (Jayco-AlUla) menjadi pemenang etape ke-6, disusul oleh Peter Sagan (TotalEnergies) dan Alberto Dainese (DSM). Cavendish hanya bisa menyaksikan Groenewegen dielu-elukan oleh kru televisi dan fotografer setelah melewati garis finis.
Meskipun kecewa, Cavendish tetap memberikan ucapan selamat kepada Groenewegen dengan jabat tangan. Dia juga menganalisis sprint secara detail dan mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan.
"Tim tampil sangat baik hari ini, kepercayaan diri yang mereka tunjukkan sepanjang hari, keuletan yang mereka perlihatkan. Saya kecewa, tapi kami akan mencobanya lagi," ujar Cavendish.
Cavendish juga mengungkapkan ketidakpuasannya pada saat-saat awal etape ketika mengalami masalah mekanis, terhalang oleh sepeda motor televisi, dan sempat bersembunyi di belakang mobil tim untuk kembali ke peloton. Akibatnya, dia didenda dan dikurangi poin.
"Saya mengalami masalah mekanis; rantai saya terbelit dan terkunci di bawah braket bawah," terang Cavendish.
"Saya mulai panik saat kamera TV muncul. Dia pergi ke tengah jalan dan menghentikan konvoi. Itu membuat Anda berada di belakang," tambahnya.
Meskipun menghadapi beberapa kendala, Cavendish tetap mendapat respons positif dari sesama pembalap selama etape. Dia dipuji atas rekor kemenangannya ke-35 di peloton.
"Itu agak aneh, malam terakhir sangat aneh. Saya jauh dari ceria, saya sedikit shock. Kami semua sangat senang, tapi ada perasaan ‘apa sekarang?’" aku Cavendish.
"Geraint Thomas terus berkata, ‘Mengapa Anda mulai hari ini?’ Tapi kami di sini sebagai tim, kami datang ke sini untuk mencoba dan menang. 35 hanyalah angka yang digunakan orang," lanjutnya.
Cavendish menekankan rasa hormatnya terhadap Tour de France dan bertekad untuk terus berusaha meraih kemenangan.