Beranda Berita Prihatin, Mantan Panitia Balap Sepeda Ungkap Sulitnya Menyelenggarakan Balapan di Indonesia

Prihatin, Mantan Panitia Balap Sepeda Ungkap Sulitnya Menyelenggarakan Balapan di Indonesia

36
0

Jakarta, Beritasatu.com – Penyelenggaraan balap sepeda, khususnya balapan skala besar seperti Tour of Britain, ternyata bukanlah perkara mudah. Hal ini diungkapkan oleh Bernard, seorang mantan panitia balap sepeda yang pernah merasakan getirnya mengorganisir lomba.

Menurut Bernard, salah satu kendala terbesar dalam menyelenggarakan balap sepeda adalah minimnya dana. "Anda membutuhkan banyak uang untuk membayar polisi, menutup jalan, tenda, layanan waktu, sewa kendaraan, dan lainnya. Semua orang yang terlibat yakin bahwa menagih biaya balap sepeda adalah cara mereka membayar rumah di Spanyol," ungkapnya.

Di sisi lain, sumber pemasukan untuk balapan sepeda juga sangat terbatas. Penonton tidak diwajibkan membayar dan hak siar televisi juga bernilai sangat rendah. Bahkan, banyak balapan yang justru harus mengeluarkan biaya agar bisa ditayangkan.

"Sponsor juga sulit ditemukan. Bahkan jika Anda bisa membuat seseorang memberikan sponsor, tidak ada yang mau memberikan uang dalam jumlah besar," tambah Bernard.

Kondisi ini diperburuk dengan tingginya biaya operasional, seperti biaya pengamanan yang bisa mencapai miliaran rupiah. Hal ini memaksa panitia untuk terus menaikkan biaya pendaftaran bagi peserta.

"Jika Anda mengikuti balapan dan gagal menyelesaikan semua etape, Anda akan merasa seperti sedang diinterogasi dalam sidang pengadilan saat meninjau tagihan bulanan," ujar Bernard sambil berkelakar.

Bernard juga menyoroti dampak pandemi COVID-19 dan meninggalnya Ratu Elizabeth II sebagai peristiwa yang menjadi penghambat penyelenggaraan Tour of Britain.

Namun, Bernard tetap optimistis dan memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Ia mengusulkan agar semua balapan memiliki biaya pendaftaran yang sama, dan balapan yang lebih kecil disubsidi oleh balapan yang lebih besar.

"Jadi, jika lain kali Anda mendaftar di balapan lokal dan diminta membayar puluhan juta rupiah, Anda akan tahu siapa yang harus disalahkan," pungkas Bernard.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini