Orleans, Prancis – Mark Cavendish kembali menelan kekecewaan dalam upayanya memecahkan rekor kemenangan etape Tour de France. Sang sprinter asal Inggris tersebut tak bisa bertarung dalam sprint etape ke-15 karena kehilangan kontak dengan timnya pada kilometer terakhir.
Setelah menyamai rekor Eddy Merckx dengan 34 kemenangan etape pada etape ke-5, Cavendish sempat diprediksi bakal memperlebar rekornya di etape datar sepanjang 187,3 km dari Orleans ke Saint-Amand-Montrond. Namun, kenyataan berkata lain.
Cavendish menjelaskan setelah etape bahwa ia terjebak di belakang Elmar Reinders pada sebuah tikungan, 3 km sebelum garis finis. Ia kehilangan kontak dengan rekan setimnya, Cees Bol dan Michael Mørkøv, yang sudah mulai berakselerasi.
"Saya tidak tahu mengapa mereka pergi. Saat saya sampai di sana, mereka sudah pergi, padahal rencana kami adalah bergerak nanti," ujar Cavendish. "Kami akan membicarakannya dan melihat apa yang terjadi. Tidak seperti Mørkøv biasanya."
Mørkøv, salah satu pembalap spesialis lead-out paling berpengalaman di peloton, menjelaskan kesalahan yang terjadi di akhir balapan. "Kami punya taktik untuk bergerak bersama Cav menuju tikungan terakhir. Kami ingin masuk sebagai salah satu yang pertama," katanya.
"Tapi sayangnya, Cees dan saya kehilangan Cav pada dua kilometer terakhir. Saya pikir dia tidak bisa mengejar di posisi yang bagus."
Duo Astana terlihat berakselerasi di sisi kanan peloton sebelum duduk dan mencari Cavendish 2 km mendekati garis finis. "Sulit karena Anda tidak bisa melihat ke belakang dalam sprint," jelas Mørkøv. "Anda harus selalu melihat ke depan karena ada banyak hal yang terjadi."
Astana merekrut Mørkøv sebagai bagian dari "Project 35", tetapi sejauh ini di sprint Tour de France, ia belum mampu memberikan lead-out yang optimal seperti yang diharapkan. Ia berpendapat bahwa level peloton telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga dinamika balap berubah.
"Ada begitu banyak pembalap lead-out yang kuat, ada begitu banyak sprinter yang kuat, sehingga sprint menjadi sangat kacau. Beberapa tahun lalu, ada tim yang lebih dominan yang bisa memimpin dan mengambilnya dari depan. Sekarang itu sangat sulit."