Pembalap Intermarché-Wanty, Biniam Girmay, mengukir sejarah sebagai pembalap Afrika Hitam pertama yang memenangkan etape Tour de France. Kemenangan Girmay tidak hanya memecahkan rekor, tetapi juga menggemakan seruan untuk menjadikan olahraga bersepeda lebih global.
Setelah kemenangannya di etape ke-3, Girmay kembali meraih kemenangan pada etape ke-8 dan ke-12. Kini, ia memimpin klasemen jersey hijau dengan selisih lebih dari 100 poin dari Jasper Philipsen, pemenang tahun lalu.
Keberhasilan Girmay bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga cerminan kurangnya representasi Afrika dalam olahraga bersepeda. Girmay menjadi satu-satunya pembalap Afrika Hitam di peloton Tour de France, dan jumlah pembalap Afrika secara umum di WorldTour juga sangat sedikit.
"Saya merasa nyaman dengan diri saya sendiri, tapi bersepeda belum menjadi olahraga global seperti yang lainnya," kata Girmay. "Saya ingin menunjukkan bahwa bersepeda bisa menjadi lebih global."
Girmay menyerukan investasi lebih dari tim-tim Eropa dalam bersepeda Afrika untuk meningkatkan representasi dan membangun olahraga yang lebih inklusif. "Jika tim-tim Eropa berinvestasi banyak dalam bersepeda Afrika, kita pasti bisa memiliki olahraga yang lebih global," ujarnya.
Kemenangan Girmay juga memberikan inspirasi bagi bakat muda di Afrika. "Ini memberikan gambaran yang bagus bagi bakat muda, bahwa jika mereka bekerja keras, terutama di tim-tim Eropa, kita bisa memiliki olahraga yang lebih global," tambahnya.
Selain mengadvokasi globalisasi bersepeda, Girmay juga membahas perkembangan pesatnya sejak tahun lalu. "Saya telah belajar banyak dari kesalahan saya di Tour tahun lalu," katanya. "Tahun ini, saya mengubah banyak hal, seperti jadwal dan strategi latihan saya."
Dengan tiga kemenangan di kantongnya, Girmay membuktikan bahwa ia adalah kekuatan yang harus diperhitungkan dalam bersepeda dunia. Kemenangannya tidak hanya memecahkan rekor tetapi juga menginspirasi perubahan dalam olahraga ini, menjadikannya lebih inklusif dan representatif.
