Dalam perburuan gelar juara Tour de France, pebalap berjersei kuning Tadej Pogačar menorehkan prestasi gemilang dengan menghancurkan rekor pendakian Plateau de Beille yang dipegang Marco Pantani selama 24 tahun.
Pogačar menaklukkan tanjakan sepanjang 15,8 km tersebut dalam waktu 39:41, melampaui rekor Pantani yang bertahan sejak 1998 dengan selisih 3:40. Rekor tersebut menjadi saksi kemenangan Pantani ketika mendaki tanjakan itu untuk pertama kalinya di Tour de France, yang kemudian membawanya meraih gelar juara Giro d’Italia dan Tour de France.
Dalam perjalanannya, Pogačar membuntuti serangan dari rival terdekatnya, Jonas Vingegaard, sebelum melampauinya dan mengamankan kemenangan solo di etape ke-15. Ini menandai kemenangan tahapan ketiga bagi Pogačar dalam balapan tiga minggu tersebut.
Prestasi Pogačar semakin mengukuhkan dominasinya di Tour de France tahun ini. Ia berhasil meraih kemenangan beruntun di Pyrenees selama akhir pekan kedua, mengulang kesuksesan yang dicapai Pantani.
Menariknya, Pogačar mengungkapkan kekagumannya terhadap Pantani, yang menjadi inspirasinya. "Saya terlalu muda untuk mengingat Pantani saat masih hidup, tetapi saya ingin sekali mencapai apa yang dia lakukan. Saya tahu betapa pentingnya dia bagi dunia balap," tuturnya.
Kemenangan Pogačar ini bukan hanya menunjukkan kehebatannya namun juga menjadi pengakuan atas prestasi pebalap-pebalap legendaris sebelumnya. Dengan 14 kemenangan tahapan di Tour de France, ia kini sejajar dengan Marcel Kittel, mendekati rekor Freddy Maertens, dan hanya berselisih dua kemenangan dari legenda balap seperti Charles Pélissier dan Jacques Anquetil.