Primož Roglič masih berpeluang memenangkan Vuelta a España, tetapi keputusannya untuk menyerahkan posisi teratas kepada Ben O’Connor menghadirkan tantangan tak terduga.
Awalnya, Roglič mengendalikan balapan setelah memenangkan tahapan keempat. Namun, secara mengejutkan, Red Bull-Bora-Hansgrohe memutuskan untuk merelakan jersey merah dengan harapan dapat merebutnya kembali di kemudian hari.
Strategi ini dipertanyakan karena O’Connor, meskipun bukan pesaing utama pada awal balapan, adalah pebalap GC yang mumpuni. Membiarkannya memimpin adalah sebuah perjudian yang tidak perlu.
"Hal-hal tidak berjalan seperti yang kami inginkan," kata Patxi Vila, direktur olahraga Red Bull. "Awalnya sangat cepat dan kelompok yang memisahkan diri sangat kuat."
O’Connor akhirnya unggul 6:31 atas Roglič, situasi yang seharusnya bisa dihindari. Namun, ini juga merupakan pertunjukan luar biasa dari pebalap Australia tersebut.
Vuelta tahun ini penuh kekacauan, dengan berbagai pebalap dengan tingkat kondisi dan kelelahan yang berbeda. Banyak pendakian yang menantang memungkinkan pebalap melakukan gerakan jarak jauh, seperti yang dilakukan O’Connor dan Adam Yates.
Dengan O’Connor masih memimpin, tidak ada jaminan siapa yang akan menjadi pemenang. Balapan masih sangat terbuka dan sulit diprediksi, membuat keputusan Roglič untuk menyerahkan posisi teratas semakin sulit dipahami.
Hasil akhir masih belum pasti, dan setiap pebalap memiliki peluang untuk menang. Vuelta tahun ini menjanjikan balapan yang menarik dan tidak terduga hingga akhir.