Vitoria, Spanyol – Mikel Landa, pembalap dari tim Soudal-QuickStep, mengalami kemunduran mengejutkan pada etape ke-17 Vuelta a España di Basque Country, tanah kelahirannya.
Meskipun mendapat sambutan meriah dari pendukungnya, Landa gagal mengikuti serangan dari Richard Carapaz (EF Education-EasyPost) di tanjakan Puerto Herrera. Gap yang tadinya hanya 10 meter dengan cepat melebar menjadi 30 detik, yang tak mampu ditutup oleh Landa.
"Saya merasa kesulitan di tanjakan," ujar Landa setelah melewati garis finis. "Hari ini adalah hari yang sulit bagi saya."
Akibat insiden tersebut, Landa yang sebelumnya berada di posisi kelima klasemen keseluruhan, kini merosot ke peringkat kesepuluh. Ia kini tertinggal 5 menit 38 detik dari pemakai jersey merah dan lebih dari empat menit dari podium.
Kekecewaan Landa terlihat jelas saat ia mengabaikan pertanyaan wartawan dan memilih langsung menuju bus timnya. Rekan setimnya, Casper Pedersen, menjelaskan bahwa timnya awalnya menargetkan kemenangan etape, namun harus mengubah rencana untuk membantu Landa.
"Landa sedang berjuang di tanjakan, jadi kami harus mencoba membantunya," ujar Pedersen. "Tapi pada akhirnya, situasi ini tidak berpihak pada kami."
Keputusan tim Soudal-QuickStep untuk mengirim tiga pembalap ke dalam kelompok pelarian dikritik oleh media Spanyol. "T-Rex tanpa kepala melahap peluang podium Mikel Landa," tulis salah satu media cetak.
Meskipun mengalami kemunduran, Landa tetap menjadi sosok yang populer. Kerumunan masih bertepuk tangan lembut saat ia menuju bus timnya, sebuah bukti keuletan dan daya tariknya.
Kini, harapan Landa beralih ke etape terakhir, di Picón Blanco, tempat ia pernah menang di Vuelta a Burgos 2017. Meskipun peluang kemenangannya tipis, Landa akan terus berjuang, karena seperti yang dikatakannya, "Selalu ada kesempatan untuk bermimpi lagi."