Dalam ajang Paralimpiade Paris, Tim Paracycling Amerika Serikat berhasil meraih beberapa medali, termasuk medali emas yang diraih oleh Oksana Masters dalam lomba balap jalan H5 dan time trial H4-5.
Masters merupakan kisah inspiratif yang lahir di Ukraina pada tahun 1989 dengan cacat lahir akibat radiasi nuklir. Ia menghabiskan tujuh setengah tahun di sebuah panti asuhan, mengalami penganiayaan mengerikan sebelum diadopsi oleh seorang ibu tunggal dan pindah ke Amerika Serikat.
Keterbatasan fisik tidak menghalangi Masters untuk mengejar impiannya. Pada usia 13 tahun, ia memulai olahraga dayung adaptif dan langsung jatuh cinta pada kebebasan dan kendali yang dirasakannya. Bersama tandemnya, Rob Jones, Masters tampil di Paralimpiade London 2012 dan memenangkan medali emas.
Tak hanya dayung, Masters juga merambah olahraga ski adaptif dan biathlon. Dalam Paralimpiade Musim Dingin Sochi 2014, ia meraih perak dan perunggu di nomor ski lintas alam. Dominasinya berlanjut di Paralimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 dengan merebut emas di nomor sprint klasik dan duduk 5km, serta perak di duduk 12km.
Pencapaian Masters semakin beragam saat ia beralih ke handcycling pada Paralimpiade Tokyo 2020 dan meraih dua medali emas. Di Paralimpiade Paris 2024, ia kembali menggondol dua emas.
Meski telah meraih banyak kesuksesan, Masters tidak berpuas diri. Ia bertekad menginspirasi orang lain, terutama perempuan, untuk menekuni handcycling. "Mimpi saya adalah menyulut gairah bersepeda dan menunjukkan apa yang mungkin dilakukan dalam handcycling, serta menumbuhkan partisipasi perempuan, khususnya untuk Tim AS. Saya ingin sekali berada di Los Angeles [pada Paralimpiade 2028]," ujarnya.
Kisah Oksana Masters menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dengan semangat juang dan ketekunan, ia telah mengharumkan nama negaranya dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.