Beranda Balap Tadej Pogačar Tertahan oleh Keragu-raguan di GP Québec, Fokus pada GP Montréal...

Tadej Pogačar Tertahan oleh Keragu-raguan di GP Québec, Fokus pada GP Montréal dan Kejuaraan Dunia

11
0

Raksasa Slovenia Tadej Pogačar merasakan kembalinya persaingan WorldTour di GP Québec, namun keragu-raguannya menjegal kemenangannya. Meski demikian, Pogačar menunjukkan tanda-tanda mengesankan sebagai persiapan menghadapi Kejuaraan Dunia.

Setelah mengukir kemenangan di Tour de France pada Juli lalu, Pogačar absen dari balapan. Di sirkuit Québec, ia memacu tim UAE Emirates untuk meningkatkan kecepatan saat bersiap melancarkan serangan yang tak terbendung seperti biasanya.

Namun, serangan itu terhambat oleh Arnaud De Lie dan dua pembalap Lotto Dstny lainnya, menyebabkan pergerakan mereka runtuh. Serbuan dari peloton mengejar kelompok empat pembalap, dan Michael Matthews akhirnya mengklaim kemenangan.

Pogačar harus puas di posisi ketujuh setelah terjebak di sprint grup akhir. Ia mengakui ragu-ragu di akhir balapan dan seharusnya menyerang lebih awal. Terlepas dari itu, ia mengaku puas dengan kondisi fisiknya menjelang GP Montréal pada Minggu dan merasa siap menghadapi tantangan ke depan.

"Kami berhasil melakukan beberapa lap terakhir dengan sangat keras, tetapi saya tidak yakin di kilometer terakhir apakah saya akan menyerang atau tidak. Namun, saya membuat keputusan yang salah dan menunggu sprint," tuturnya. "Tetapi saya sangat senang bisa kembali. Kaki saya terasa baik dan saya tidak sabar menunggu hari Minggu."

"Saya tidak menyangka kaki-kaki ini akan kembali sebaik ini," tambahnya. "Jadi saya sangat senang dengan kondisi saya dan bagaimana saya menjalani balapan pertama setelah sedikit istirahat. Saya pikir saya siap untuk hari Minggu dan Kejuaraan Dunia sekarang."

GP Montréal pernah menjadi milik Pogačar pada 2022. Balapan hari Minggu ini diprediksi akan menjadi indikator performa yang lebih baik bagi sang atlet Slovenia menjelang Kejuaraan Dunia di Zurich akhir bulan ini.

Pogačar menyayangkan keputusannya menahan diri hingga saat-saat terakhir di Québec, tetapi ia tidak akan larut dalam penyesalan karena ia terus mempersiapkan diri untuk memperjuangkan ban pelangi.

"Saya tidak melakukan serangan lebih lama karena saya melihat ke belakang dan masih ada celah dengan satu kilometer lagi," jelasnya. "Dengan tiga orang dari Lotto, saya pikir kami akan berhasil sampai akhir, tetapi kelompok dari belakang datang sangat cepat dan saya seharusnya melancarkan serangan sebelumnya."

"Mungkin saya bisa tetap berada di depan, tapi begitulah adanya. Itu adalah balapan yang sangat menyenangkan dan saya sangat menikmatinya."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini