Dalam edisi terbaru Paris-Roubaix, Mathieu Van der Poel kembali membuktikan dominasinya di trek berbatu. Pembalap Alpecin-Deceuninck ini berhasil mempertahankan gelarnya setelah melintasi garis finis sendirian, mengalahkan pesaing terdekatnya Jasper Philipsen.
Kemenangan ini menjadi yang kedua bagi Van der Poel dalam balapan berjuluk "Neraka Utara" tersebut. Ia juga menorehkan catatan bersejarah sebagai pembalap pertama dalam 11 tahun yang berhasil merengkuh gelar ganda Tour of Flanders/Roubaix.
"Saya tidak pernah membayangkan hal ini saat masih kecil," ujar Van der Poel setelah balapan. "Saya sangat termotivasi tahun ini. Saya ingin menunjukkan jersi tim dengan cara yang baik, tetapi ini jauh melampaui harapan."
Meski sempat merasa khawatir tentang kemungkinan masalah mekanis di kilometer terakhir, Van der Poel tetap percaya diri karena memiliki keunggulan waktu cukup besar dan dukungan dari timnya di belakang. Ia pun berhasil melewati sektor berbatu terakhir tanpa insiden, memastikan kemenangan kedua di Paris-Roubaix.
Van der Poel memuji peran penting rekan setimnya dalam kesuksesannya. "Kami menunjukkan kekuatan tim hari ini," kata Philipsen. "Semua orang berkomitmen dan dalam performa terbaiknya. Dengan mengatur tempo sejak awal, kami menghindari banyak tekanan dan membuat pembalap lain kewalahan."
Saingan Van der Poel, John Degenkolb, mengaku campur aduk setelah balapan. "Sulit untuk menggambarkan perasaan saya sekarang. Apakah saya harus bahagia, marah, atau kecewa?"
Sementara itu, Mads Pedersen yang finis ketiga juga memberikan pengakuan atas kehebatan Van der Poel. "Saya tidak bisa mengikuti gerakan kemenangannya," ujarnya. "Saya memberikan yang terbaik dan dikalahkan oleh pembalap yang lebih baik hari ini."
Dengan kemenangan ini, Van der Poel membuktikan bahwa ia tengah berada dalam performa terbaiknya. Ia pun bertekad untuk terus berjaya di musim mendatang. "Roubaix selalu menjadi balapan klasik yang kami nantikan. Ini adalah balapan yang paling cocok untuk kami," katanya.
