Jesse Ewart, seorang pembalap sepeda profesional keturunan Irlandia-Australia, baru-baru ini terungkap menggunakan doping. Akibatnya, ia dijatuhi hukuman larangan balapan selama tiga tahun oleh Sport Integrity Australia.
Doping yang dilakukan Ewart adalah dengan menggunakan EPO (Erythropoietin), zat yang dilarang penggunaannya dalam dunia olahraga. Ewart terbukti positif menggunakan EPO setelah menjalani tes doping pada 26 Januari lalu.
EPO dikenal sebagai obat yang dapat meningkatkan produksi sel darah merah, sehingga meningkatkan kinerja atlet. Dahulu, EPO menjadi pilihan utama para atlet yang terlibat dalam praktik doping pada dekade 1990-an dan seterusnya. Namun, saat ini, penggunaan EPO telah semakin jarang terdeteksi dalam tes anti-doping.
Ewart telah menghabiskan sebagian besar kariernya di tim-tim Continental, termasuk enam tahun bersama tim Malaysia Sapura Cycling dan Terengganu Cycling. Ia pernah dua kali menjadi juara umum Tour de Singkarak, balapan tahap 2.2 di Indonesia.
Hukuman larangan balapan yang dijatuhkan kepada Ewart berlaku sejak 16 Mei 2024 dan akan berakhir pada 15 Mei 2027. Selain itu, Ewart juga didenda sebesar 7.000 CHF.
Kasus Ewart menambah daftar pembalap sepeda yang terlibat dalam praktik doping. Sebelumnya, Ilkhan Dostiyev, pembalap Astana Qazaqstan Development Team, juga dipecat karena terbukti menggunakan CERA, obat peningkat darah.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa praktik doping tidak hanya merugikan atlet yang terlibat, tetapi juga merusak integritas dunia olahraga. Diharapkan, hukuman yang dijatuhkan kepada Ewart dapat memberikan efek jera dan menciptakan lingkungan olahraga yang bersih dan adil.
