Jakarta, Kompasiana – Setelah terpuruk dalam kekecewaan akibat cedera lutut yang membuatnya tersingkir dari Vuelta a España, Wout van Aert perlahan mulai bangkit. Pebalap serba bisa asal Belgia itu telah menapaki langkah kecil menuju pemulihan dengan berjalan sejauh 2,74 kilometer bersama pasangannya, Sarah De Bie.
Van Aert mengalami kecelakaan saat menuruni lereng basah pada etape ke-16 menuju Lagos de Covadonga pada 3 September lalu. Cedera tulang memar di dekat lututnya mengakhiri musimnya secara prematur, membuatnya absen dari UCI Road World Championships.
Ini merupakan pukulan besar kedua bagi Van Aert pada musim ini. Sebelumnya, ia juga mengalami kecelakaan pada ajang Dwars door Vlaanderen pada bulan Maret. Insiden tersebut mengakibatkan beberapa patah tulang yang membuatnya absen dari Spring Classics dan Giro d’Italia, yang seharusnya menjadi target utamanya.
Meski absen dalam beberapa ajang besar, Van Aert berhasil kembali tepat waktu untuk Tour de France. Namun, ia gagal meraih kemenangan etape, hanya meraih posisi ketiga pada etape pembuka dan posisi kedua pada sprint etape ke-12 dan ke-13. Medali perunggu di time trial Olimpiade menjadi sinyal kembalinya performa terbaiknya. Van Aert pun sukses mengantongi tiga kemenangan etape di Vuelta a España sebelum kecelakaan yang menimpanya.
Dalam wawancara dengan Dernier Heure minggu lalu, Van Aert mengaku menghadapi rehabilitasi lain tidaklah mudah. Namun, ia tetap berusaha melihat sisi positifnya. "Saya bisa mengambil banyak hal positif dari musim ini, saya memenangkan Kuurne-Brussels-Kuurne, finis ketiga di Het Nieuwsblad dan E3," kata Van Aert.
"Saya pikir performa saya di Vuelta adalah yang terbaik sejak Tour de France 2022. Itu semua sangat penting secara mental dan untuk ke depannya. Penting untuk merefleksikan semuanya, ini bukan musim terbaik saya, dan saya mengalami banyak kemunduran. Tapi, saya sangat bangga dengan apa yang bisa saya lakukan."
Visma-Lease a Bike rupanya sependapat dengan pernyataan Van Aert. Tim tersebut telah memberikan kontrak terbuka kepadanya yang akan berlaku hingga ia memutuskan untuk pensiun.
"Tim mengambil inisiatif dan menunjukkan kepercayaannya dengan membuka kontrak saya," kata Van Aert minggu lalu. "Bagi saya, tidak ada keraguan: Saya ingin memperpanjang. Tetapi, saya juga berusia 30 tahun sekarang. Kemudian, saya bertanya pada diri sendiri: berapa lama saya ingin melanjutkan sebagai pembalap? Itulah mengapa kami memutuskan bersama untuk tidak menetapkan tanggal berakhirnya karier saya dan membuat komitmen jangka panjang. Saya pikir itu sangat keren dan saya sangat bangganya. Saya tidak perlu lagi khawatir tentang kontrak atau transfer. Saya tahu tim dan cara kerjanya luar dalam. Mulai sekarang, yang saya pikirkan hanya bersepeda."