Pauline Ferrand-Prévot akan segera kembali berlaga di ajang balap jalan setelah tiga tahun absen. Pembalap berusia 32 tahun itu akan tampil di Zürich World Championships pada hari Sabtu (24 September 2023) sebagai bagian dari skuat Prancis.
Kepastian kembalinya Ferrand-Prévot diungkapkan oleh pelatih Ineos Grenadiers, Kurt Bogaerts. Ia yakin anak didiknya tersebut siap menghadapi tantangan di lintasan sepanjang 154,1 kilometer itu.
"Saya pikir dia bisa sukses. Dengan cara dia berlatih, dia pasti siap untuk kembali ke balap jalan," ujar Bogaerts kepada Cyclingnews.
Meskipun menyatakan keyakinannya, Bogaerts masih ragu bagaimana Ferrand-Prévot akan bersaing melawan para pembalap top seperti Demi Vollering (Belanda) dan Lotte Kopecky (Belgia). Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada tekanan berlebih pada sang pembalap untuk meraih hasil yang instan.
"Saya tidak tahu, sulit untuk mengatakannya. Itu semua tergantung pada bagaimana balapan berjalan. Pembalap Belanda selalu memiliki tim yang kuat, tetapi saya pikir tim Prancis juga akan tangguh dengan kehadiran Juliette Labous di tanjakan," kata pelatih asal Belgia itu.
"Tapi dia tidak perlu memiliki ambisi khusus. Saya pikir dia perlu mencari pengalaman untuk kembali ke balap jalan. Kemudian, lanjutkan seperti itu hingga musim dingin karena mengakhiri musim setelah MTB World akan meninggalkan sedikit kekosongan," imbuhnya.
Kembalinya Ferrand-Prévot ke balap jalan merupakan babak baru dalam kariernya. Ia baru saja mengumumkan pensiun dari balap sepeda gunung setelah meraih medali emas Olimpiade Paris 2024.
Pada World Championships yang akan datang, Ferrand-Prévot akan berhadapan dengan dua mantan juara dunia balap jalan, Lotte Kopecky dan Marianne Vos. Ia juga akan menjadi pembalap Prancis tertua di skuat yang didominasi pembalap muda berbakat.
Selain Ferrand-Prévot, skuat Prancis juga diperkuat oleh Labous, Évita Muzic, Cédrine Kerbaol, Marion Bunel, Léa Curinier, dan Jade Wiel. Mereka akan berusaha meraih gelar juara dunia balap jalan wanita elit pertama bagi Prancis sejak Ferrand-Prévot pada tahun 2014.
Bogaerts juga mengungkapkan bahwa Ferrand-Prévot telah melakukan beberapa perubahan kecil dalam latihannya untuk mempersiapkan peralihan disiplin. Ineos Grenadiers berkomitmen penuh untuk mendukung sang pembalap hingga hari terakhirnya bersama tim.
Bagi Bogaerts, bekerja sama dengan Ferrand-Prévot, Juara Dunia 12 kali di berbagai disiplin, merupakan pengalaman karier yang luar biasa. Ia menyebut Ferrand-Prévot sebagai atlet luar biasa dengan etos kerja yang tinggi, profesional, dan sangat baik hati.
"Dia atlet yang luar biasa. Sebuah pengalaman luar biasa bagi saya untuk bekerja dengan Pauline. Etos kerja yang luar biasa, sangat profesional, orang yang sangat baik, sangat hormat, sangat berterima kasih," ujarnya.
"Bagi saya, ini salah satu pengalaman terbaik saya dengan seorang atlet. Dia telah mencapai banyak hal sebelum saya bekerja dengannya, tetapi kemudian dia memiliki satu tujuan utama ketika dia mulai bekerja dengan saya, yaitu memenangkan Olimpiade. Jika Anda kemudian melihat bagaimana dia menyelesaikan balapan itu, dia menang dengan selisih hampir tiga menit, yang menunjukkan bahwa dia sangat siap," lanjut Bogaerts.
"Saya adalah bagian kecil dari itu, tetapi dia membuat banyak pengorbanan, bekerja sangat keras lagi. Saya pikir itu menunjukkan apa yang bisa dilakukan tim kami."
Meski bukan keputusan yang bisa ia ambil, Bogaerts tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya atas kurangnya tim wanita di Ineos Grenadiers. Ia berharap bisa melanjutkan kemitraan yang baik dengan Ferrand-Prévot.
"Tentu saja, bukan keputusan saya apa yang harus dilakukan tim, tetapi tentu saja, jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan seorang pembalap maka Anda berharap dapat memperpanjangnya," ujar Bogaerts.
"Jika ada tim (wanita), mungkin akan mudah untuk melanjutkan jalur itu dan mencoba mencapai tujuan lain, jadi ini adalah kekecewaan bagi saya secara pribadi. Tetapi bukan saya yang mengatakan apa yang perlu difokuskan oleh tim," tandasnya.