Di tengah lanskap persaingan bersepeda yang terus bergeser, Slovenia telah mengukuhkan diri sebagai kekuatan baru yang tak terbendung. Dua nama besar, Tadej Pogačar dan Primož Roglič, telah membuktikan supremasi mereka dengan menyabet gelar juara di Grand Tours.
Kini, perhatian tertuju pada Pogačar yang berambisi menorehkan namanya dalam sejarah dengan meraih Triple Crown, yakni gelar juara di Giro d’Italia, Tour de France, dan Kejuaraan Dunia.
Dalam konferensi pers jelang perhelatan besar ini, Pogačar dan Roglič menampilkan sikap saling menghormati dan sportivitas. Meskipun bersama dalam satu tim, mereka mengakui kelebihan masing-masing. Roglič mengakui bahwa Pogačar lebih mahir dalam balapan satu hari, sementara ia lebih nyaman dalam balapan etape.
"Jika kami berdua berada di puncak bersama di akhir balapan, kami akan bermain game. Rock, paper, scissors," ujar Roglič sambil bercanda.
Slovenia memiliki delapan pebalap yang lolos ke balapan utama hari Minggu. Meski tanpa Matej Mohorič yang cedera, mereka tetap diunggulkan. Pogačar, sebagai tulang punggung tim, menyatakan bahwa jersey pelangi adalah impiannya sejak lama.
"Ini adalah sesuatu yang sangat spesial. Saya akan memperjuangkannya tahun ini. Dan jika tidak berhasil, saya akan terus berusaha di tahun-tahun mendatang," tegas Pogačar.
Pogačar mengakui bahwa Kejuaraan Dunia tahun lalu di Glasgow adalah balapan tersulit yang pernah ia jalani. Namun, ia optimis dengan peluangnya tahun ini.
"Tahun ini parcoursnya lebih cocok bagi saya. Akan banyak skenario yang mungkin terjadi," tuturnya.
Pogačar juga mengomentari kehebatan Mathieu van der Poel dan Remco Evenepoel. Evenepoel, peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 dan juara bertahan time trial dunia, dianggap sebagai rival terberat Pogačar.
"Evenepoel sangat kuat di time trial. Tapi balapan Minggu ini beda ceritanya," ujar Pogačar.
Di akhir konferensi pers, Pogačar memamerkan sepeda Colnago yang akan ia tunggangi pada hari balapan. Dengan desain cat warna-warni yang menampilkan daftar kemenangannya, ia kembali menegaskan ambisinya.
"Kita semua akan mendapat untung jika saya mengenakan jersey pelangi hari Minggu," pungkasnya.
Kehadiran dominan Slovenia dalam Kejuaraan Dunia 2024 menjadi bukti pergeseran kekuatan dalam jagat sepeda. Negara kecil ini telah melahirkan generasi emas pebalap berbakat yang siap menguasai puncak-puncak tertinggi.