Beranda Berita Chloe Dygert: Raih Perak Setelah Berjuang Melawan Keraguan dan Musim yang Sulit

Chloe Dygert: Raih Perak Setelah Berjuang Melawan Keraguan dan Musim yang Sulit

10
0

Pendahuluan

Dalam Kejuaraan Dunia Balap Sepeda UCI (UCI Road World Championships) pada nomor elite women’s road race, Chloe Dygert, atlet Amerika Serikat, sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. Namun, berkat tekad dan determinasinya, ia berhasil mengatasi keraguan tentang performa dan meraih medali perak yang berharga setelah menjalani musim yang sulit.

Perjuangan Menuju Kemenangan

Di dua lap terakhir, Dygert berjuang keras untuk kembali ke barisan depan sebelum mengerahkan seluruh tenaganya dalam sprint enam pengendara. Ia meluncur ke kiri pada saat yang sama ketika pemenang, Lotte Kopecky dari Belgia, memulai sprintnya ke kanan. Sayangnya, Dygert tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menandingi sang juara bertahan.

"Sebelum balapan, tentu saja saya tidak mengharapkan ini. Tetapi setelah meraih perak, saya agak kecewa karena itu bukan emas. Namun, saya bahagia," ujar Dygert kepada Cyclingnews dan media lain setelah balapan.

"Saya hampir tidak ingin memulai balapan hari ini setelah melihat performa saya tahun ini dan bagaimana minggu ini berlangsung bagi saya secara mental. Saya merasa sangat diberkati memiliki dukungan dari mereka yang ada di rumah dan di sini. Tanpa mereka, saya rasa saya tidak akan bisa memulai."

Musim yang Sulit

Dygert dikenal karena mentalitasnya yang kuat, tetapi ia mengakui bahwa musim yang sulit telah menorehkan luka dalam. Ia mengalami cedera kaki parah di Imola World Championships 2020 yang mengharuskannya menjalani berbulan-bulan pemulihan dan operasi lanjutan. Ia juga terkena virus Epstein Barr, dan harus menjalani operasi jantung untuk mengobati masalah takikardia yang sudah lama dialami.

Dygert sempat mengalami kecelakaan selama time trial Olimpiade Paris, tetapi ia masih berhasil meraih medali perunggu. Ia kembali mengalami kecelakaan saat women’s road race, tetapi mampu meraih gelar Olimpiade pada nomor women’s team pursuit minggu berikutnya. Semua peristiwa ini berdampak besar pada atlet berusia 27 tahun tersebut.

"Ini bukan alasan, tetapi sepanjang tahun ini, saya tidak tahu kenapa, cara saya melukai diri sendiri—dengan kekuatan dan latihan saya—secara fisik saya merasa tidak baik," ungkap Dygert ketika ditanya oleh Cyclingnews.

"Saya tidak mengeluarkan kekuatan yang saya tahu dan seharusnya saya keluarkan dalam latihan. Saya menyelesaikan usaha dan balapan tanpa bisa benar-benar memaksakan diri, saya tidak bisa menguras habis tenaga saya.

"Saya tidak tahu apakah ini semacam hambatan mental setelah empat tahun terakhir. Saya memiliki semua waktu istirahat ini karena cedera, tetapi saya tidak pernah istirahat karena ketika saya istirahat, itu selalu disebabkan oleh cedera atau penyakit.

"Mungkin itu mulai mengejar saya, dan saya perlu istirahat mental, menata kembali, mengisi ulang, dan mulai fokus pada musim mendatang."

Tantangan yang Tersisa

Dygert kini dapat memasuki musim sepi dengan keyakinan bahwa ia telah memberikan semua yang ia miliki di Zurich meskipun dalam kondisi yang buruk.

"Lotte Kopecky adalah salah satu sprinter terbaik, bukan? Dia sangat bagus dalam sprint, dan saya tidak begitu," aku Dygert.

"Di puncak tanjakan terakhir, saya harus bertaruh karena Elisa [Longo Borghini] telah melaju dan saya berada di belakang Kopecky. Saya membuntuti di belakangnya, hanya menunggu dia melaju. Saya tahu kami punya cukup waktu untuk melakukannya.

"Kemudian di final, itu hanya menurun untuk saya. Saya melaju sesuai kecepatan saya dan jika saya bisa mengejar, saya akan mengejar. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih karena saya berhasil.

"Sekarang saya hanya perlu memperbaiki teknik menurun saya. Saya telah mengalami banyak kecelakaan hanya karena tergelincir dan setelah kecelakaan saya, masih ada rasa takut di sana. Saya tidak mau mengakuinya, tetapi itu nyata.

"Itu hanyalah sesuatu yang harus saya atasi. Saya sedang mengerjakannya, kami akhirnya menetapkan tekanan ban saya dan mudah-mudahan tahun depan saya akan memperbaikinya."

Kesimpulan

Chloe Dygert telah menunjukkan semangat pantang menyerah dan kekuatan mental yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan musim ini. Medali perak yang diraihnya di UCI Road World Championships adalah bukti kerja keras, tekad, dan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, Dygert bertekad untuk bangkit kembali dan meraih kesuksesan yang lebih besar di masa mendatang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini