Madeleine "Maddy" Nutt, atlet asal Inggris, kembali bersiap untuk berkompetisi di Kejuaraan Dunia Gravel UCI, yang akan digelar di Belgia pada akhir pekan ini. Nutt lolos ke kejuaraan ini setelah mendominasi balapan Gravel World Series di Kenya, Safari Gravel Race, hanya 12 hari setelah finis di urutan kedelapan di The Traka 360.
Usai berlatih di lintasan kejuaraan dunia di Halle, Nutt mengakui bahwa para pembalap gravel harus meningkatkan performa mereka untuk menghadapi persaingan sengit dari pembalap jalanan pada Sabtu (24/9/2023) mendatang.
"Lintasan ini sebenarnya lebih cocok untuk pembalap jalanan klasik daripada gravel racer," ujar Nutt kepada Cyclingnews. "Saya bisa mengerti mengapa mereka datang ke sini, bersaing untuk jersey pelangi karena mereka mungkin memiliki peluang bagus."
"Ini membuat balapan semakin sulit bagi kami [spesialis gravel]. Ini berarti pembalap gravel harus meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat bersaing," imbuhnya.
Nutt mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki posisi start yang menguntungkan karena tidak memiliki banyak poin UCI meskipun memenangkan salah satu balapan World Series. Ia pun meramalkan dirinya akan berada di tengah rombongan ketika start nanti.
Meskipun menghadapi persaingan ketat, Nutt tetap antusias dengan level kompetisi yang tinggi. Ia menjumpai banyak nama besar dari dunia balap jalanan, seperti Lotte Kopecky dari Belgia dan peraih medali perak Olimpiade Marianne Vos dari Belanda.
Nutt juga mengkritik kehadiran pembalap jalanan yang belum pernah mengikuti balapan gravel sebelumnya di Kejuaraan Dunia Gravel. Menurutnya, para pembalap tersebut seharusnya berkomitmen pada balapan gravel terlebih dahulu sebelum tampil di kejuaraan dunia.
"Saya merasa, sebagai seseorang yang lebih banyak mengikuti balapan gravel, seharusnya ada tingkat komitmen tertentu untuk gravel," kata Nutt. "Anda mungkin harus mengikuti salah satu acara UCI World Series sebelum mengikuti Kejuaraan Dunia karena saya tahu ada beberapa pembalap jalanan pada daftar start yang belum pernah mengikuti balapan gravel."
Selain bersaing di Kejuaraan Dunia Gravel, Nutt juga mewakili tim perdagangan Ribble Collective di balapan Gravel World Series di Kenya. Ia menyebut Migration Gravel Race, yang merupakan bagian dari Gravel Earth Series, sebagai sorotan musim baginya. Ajang tersebut mencakup 650 km selama empat etape dan akumulasi pendakian 8.000 meter.
"Migration Gravel Race di Kenya, jujur saja, pengalaman ikatan yang Anda miliki dengan pembalap lain, dari balapan empat hari dengan Sarah Sturm dan Luise Valentin, sungguh menakjubkan," kenang Nutt. "Dan pemandangannya, hewan-hewannya, medannya. Itu adalah balapan yang brutal."
Nutt juga mengomentari pengalamannya saat mengikuti Unbound Gravel 200 di Amerika Serikat. Ia mengaku tidak mendapat hasil terbaik karena keterlambatan perjalanan yang dialaminya saat itu. Namun, ia bertekad untuk kembali tahun depan untuk mencoba lagi.