Tadej Pogačar, penantang kuat dari tim UAE, tengah bersiap menghadapi Il Lombardia 2024 yang akan digelar pada hari Sabtu mendatang. Dalam perlombaan bergengsi yang dikenal sebagai "Perlombaan Daun Jatuh" ini, Pogačar berpeluang menjadi pembalap pertama sejak Fausto Coppi yang berhasil meraih empat kemenangan berturut-turut.
Dengan mengendarai jersey pelangi kebanggaan Juara Dunia Jalan Raya 2024, Pogačar bersama rekan setimnya dari UAE menjelajahi sekitar 130 kilometer dari rute terakhir lintasan Il Lombardia pada hari Rabu lalu. Berbeda dengan cuaca hujan lebat yang mengguyur Tre Valle Varesine pada hari Selasa sebelumnya, kondisi cuaca yang lebih baik saat rekognisi memungkinkan mereka menjajal tiga tanjakan utama, yaitu Madonna del Ghisallo, Colma di Sormano, dan San Fermo della Battaglia di kota Como, lokasi garis akhir.
Pencapaian Pogačar, baik di luar maupun dalam perlombaan Il Lombardia, telah memicu diskusi tentang statusnya dalam sejarah bersepeda.
Terlepas dari hasil perlombaan nanti, Pogačar telah menjadi pembalap elit pertama yang meraih Triple Crown yang meliputi Giro d’Italia, Tour de France, dan Kejuaraan Dunia sejak Stephen Roche pada 1987. Bahkan tanpa tambahan kemenangan di Volta a Catalunya, Liège-Bastogne-Liège, Strade Bianche, GP Montreal, dan Giro dell’Emilia, prestasi ini sudah cukup untuk melabeli musim balap Pogačar sebagai yang terbaik di antara pembalap pria mana pun di abad ke-21.
Menurut akun Cycling statistics X (sebelumnya Twitter), jika Pogačar berhasil meraih kemenangan ke-25 pada tahun 2024, jumlah kemenangannya akan menyamai rekor pembalap sprinter Italia Alessandro Petacchi yang menorehkan 25 kemenangan pada tahun 2005, rekor sepanjang masa untuk abad ke-21 hingga saat ini.
Dilihat dari kualitas kemenangannya, karier Pogačar semakin sering dibandingkan dengan Eddy Merckx. Merckx sendiri menyatakan setelah Kejuaraan Dunia bahwa performa Pogačar pada hari itu berada di level yang lebih tinggi bahkan dari perjuangannya sendiri meraih jersey pelangi.
Jika Pogačar menang pada Ahad nanti, pembalap UAE ini akan menyamai rekor Fausto Coppi pada 1949 dengan meraih dua Monumen dan dua Grand Tour (Milan-San Remo, Il Lombardia, Giro d’Italia, Tour de France) dalam satu musim. Namun, ia masih tertinggal satu langkah dari pencapaian Merckx pada 1972, yaitu tiga Monumen dan dua Grand Tour (Milan-San Remo, Paris-Roubaix, Il Lombardia, Giro d’Italia, dan Tour de France).
Namun, jika ditambahkan kemenangan Kejuaraan Dunia dan Triple Crown, dalam hal perolehan prestasi dalam satu musim, Pogačar sudah berada di kelas tersendiri. Baik Merckx maupun Roche tidak memenangkan Monumen apa pun pada tahun mereka meraih peringkat tiga Giro-Tour-Worlds (masing-masing 1974 dan 1987). Terlepas dari hasil pada hari Sabtu mendatang, Pogačar telah meraih satu Monumen dalam pencapaiannya pada tahun 2024.
"Dia dalam kondisi yang sangat baik," kata CEO UAE Team Emirates, Mauro Gianetti, kepada La Gazzetta dello Sport pada hari Kamis, menjelaskan bahwa rekognisi tim UAE dipercepat sehari karena penundaan Tre Valle Varesine pada hari Selasa. "Dan dia menaruh perhatian khusus pada Il Lombardia."
Mengenai penyamaan rekor empat kemenangan berturut-turut Coppi, Gianetti mengklarifikasi, "Rekor? Dia tidak memikirkan hal itu. Dia meraih satu tujuan pada satu waktu."