Jakarta, Kompasiana – Meski mencatat kerugian finansial untuk ketujuh kalinya berturut-turut, Rapha, merek pakaian bersepeda asal Inggris, menegaskan bahwa mereka terus memperkuat operasi bisnis intinya. Kerugian Rapha bahkan tercatat semakin melebar hingga £10 juta.
Dalam laporan keuangan terbaru yang mencakup periode hingga 28 Januari 2024, Rapha membukukan kerugian sebelum pajak sebesar £22,7 juta atau sekitar $29,5 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan kerugian yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai £12 juta.
Namun, menurut juru bicara Rapha, meskipun terjadi kerugian, mereka tetap fokus memperkuat bisnis inti. "Di tengah sektor bersepeda pasca pandemi yang bergejolak dan kompetitif, serta penurunan kepercayaan konsumen di pasar utama, Rapha terus memperkuat operasi bisnis intinya, kembali ke posisi EBITDA positif," ujarnya.
"Tim manajemen tetap berfokus untuk meningkatkan profitabilitas dan ketahanan bisnis selagi sektor [bersepeda] masih menghadapi tantangan," lanjutnya. "Sementara itu, tim pemasaran, kreatif, dan produk kami terus berupaya membuat merek Rapha lebih terlihat dan menarik bagi para pesepeda, serta menghadirkan inovasi produk yang konsisten untuk meningkatkan nilai umur pelanggan."
Meski mencatat kerugian, omzet Rapha masih tercatat mengalami penurunan, dari £118,4 juta menjadi £110,2 juta. Penurunan penjualan paling signifikan terjadi di Inggris, dengan omzet turun 18% menjadi £17,7 juta. Sebaliknya, penjualan di Amerika Utara hanya turun 2%.
Faktor lain yang berkontribusi pada kerugian Rapha adalah biaya sebesar £2,9 juta yang dikeluarkan untuk pemindahan gudang pada tahun 2023.
Menurut salah satu direktur Rapha, Sean Clarke, kerugian ini terjadi "di tengah sektor bersepeda pasca pandemi yang bergejolak dan kompetitif, serta menurunnya kepercayaan di beberapa pasar utama."
Industri bersepeda memang sedang menghadapi masa sulit dalam dua tahun terakhir. Wiggle Chain Reaction Cycles, salah satu perusahaan besar di sektor ini, bahkan sempat masuk administrasi pada tahun 2023 dan akhirnya diakuisisi oleh Frasers Group. Pada awal bulan ini, distributor Inggris i-Ride juga dikabarkan mengalami hal yang sama.
Para ahli menyarankan pelaku usaha di industri bersepeda untuk berusaha ‘bertahan hidup hingga 2025’. Hal ini dikarenakan masalah kelebihan stok yang terjadi selama pandemi COVID-19 diperkirakan baru akan mereda pada tahun tersebut.