Sir Mark Cavendish, pebalap sepeda profesional Inggris, mengaku sulit membayangkan kehidupan di luar dunia balap sepeda karena kecintaannya yang begitu besar pada olahraga ini.
Meski begitu, dalam wawancara menjelang gelaran Saitama Criterium di Jepang, Cavendish masih merahasiakan rencana masa depannya di musim mendatang.
"Saya tidak tahu… kita lihat saja nanti," ujar Cavendish saat ditanya apakah dia bisa membayangkan karier di luar balap sepeda profesional. "Ini yang saya pahami, tempat saya sukses, tempat saya punya banyak koneksi, dan tentu saja hal yang paling saya sukai. Jadi, tentu saja saya ingin terus berada di dunia balap sepeda selamanya."
Pebalap asal Pulau Man ini dijadwalkan membalap di Singapore Criterium pada akhir pekan depan, yang sempat dikabarkan sebagai balapan terakhirnya sebagai pebalap profesional. Namun, dia memicu spekulasi baru pada presentasi rute Tour de France awal pekan ini saat ditanya apakah dia akan hadir pada balapan tahun 2025 dan mencoba menambah catatan etape kemenangannya menjadi 36. Dia hanya menjawab dengan singkat, "Kita lihat saja nanti."
Berbicara di Saitama, Cavendish menolak untuk mengomentari apakah dia akan berlaga di Tour de France tahun depan, tetapi memberikan pendapatnya tentang rute balapan tersebut.
"Ini sangat kontras dengan tahun ini," katanya. "Tahun ini lintasannya cenderung datar atau sangat bergunung, [tahun depan] agak terpangkas sehingga hari-hari bergunung tidak separah tahun lalu. Profilnya lebih, saya kira, ‘sedang’."
"Tapi orang-orang yang akan menang tetap sama," ujarnya dengan senyum sinis.
Dalam tahun yang mengesankan bagi pebalap berusia 39 tahun ini, Cavendish mendapat gelar ksatria pada Juni lalu, dan juga mencatat rekor 35 kemenangan etape di Tour de France, setelah menang di Saint-Vulbas pada etape kelima.
Berbicara tentang alasannya menikmati Saitama Criterium yang kini berusia 10 tahun, dia berkata: "Saya pikir penting bagi para pebalap untuk memberikan kontribusi kepada olahraga dan membantu olahraga tersebut berkembang. Dan tentu saja bagus. Jepang masih memiliki budaya yang sangat berbeda. Tidak banyak tempat di dunia ini yang memiliki budaya sangat berbeda sehingga Anda benar-benar bisa mengalami sesuatu yang baru."