Beranda Berita Remco Evenepoel, Bintang Baru Belgia yang Perebutkan Juara Tour de France

Remco Evenepoel, Bintang Baru Belgia yang Perebutkan Juara Tour de France

13
0

Remco Evenepoel, pengayuh sepeda asal Belgia, menjadi perbincangan hangat di dunia olahraga bersepeda setelah dikabarkan menerima tawaran kontrak bernilai jutaan Euro dari tim rival, Red Bull-Bora-Hansgrohe. Namun, Evenepoel memutuskan untuk tetap bertahan di timnya saat ini, Soudal-QuickStep, hingga tahun 2025.

Menurut Michel Wuyts, seorang kolumnis dan komentator olahraga terkemuka, Red Bull menawarkan kontrak yang menggiurkan kepada Evenepoel, sekitar €10 juta per tahun. Tawaran tersebut juga mencakup bonus yang cukup besar, bahkan mungkin mencapai €5 juta, yang merupakan nilai kontrak yang sama yang disepakati Evenepoel dengan Soudal-QuickStep saat ini.

Meskipun demikian, Evenepoel memilih untuk menolak tawaran tersebut dan tetap bersama Soudal-QuickStep. Ia mengungkapkan alasannya kepada media saat Kejuaraan Dunia Zurich, "Saya akan tetap di tempat saya sekarang, itu sudah sangat jelas. Tidak ada transfer."

Manajer Red Bull-Bora-Hansgrohe, Ralph Denk, mengakui adanya upaya untuk merekrut Evenepoel. Namun, ia membantah kabar bahwa tawaran yang diberikan adalah sebesar yang diberitakan media.

"Tawaran kontrak yang sebenarnya kami ajukan adalah €4 juta per tahun ditambah bonus, yang dapat dengan mudah mencapai €5 juta," ungkap Denk.

Patrick Lefevere, manajer tim Soudal-QuickStep, tidak senang dengan upaya Denk untuk membajak Evenepoel dari timnya. Ia menyebut Denk telah melakukan hal yang sama empat tahun lalu, yaitu menawarkan kontrak tinggi kepada Evenepoel yang saat itu masih terikat kontrak dengan Soudal-QuickStep.

"Saya tidak suka dengan Denk. Ia menawarkan kontrak dengan bonus yang sangat tinggi, yang seharusnya tidak dilakukan kepada pembalap yang masih terikat kontrak," ujar Lefevere.

Soal target Evenepoel di Tour de France 2025, ia mengincar tahapan kelima yang merupakan uji waktu sebagai peluang untuk merebut jersey kuning. Ia juga bertekad untuk mengulangi podium yang pernah ia raih pada Tour de France 2024.

Soudal-QuickStep belum mengonfirmasi target dan rencana Grand Tour mereka untuk tahun 2025. Namun, Lefevere mengisyaratkan kemungkinan sprinter Tim Merlier akan menjadi bagian dari tim dan berpeluang menjadi pemenang etape pertama yang datar di Lille.

Wuyts berpendapat perekrutan Merlier dan rekannya, Bert Van Lerberghe, adalah keputusan yang tepat karena banyaknya etape sprint dalam Tour de France. Merlier juga dinilai mampu bersaing dengan pembalap-pembalap top seperti Jasper Philipsen dari Alpecin-Deceuninck.

"Meninggalkan Merlier dan Van Lerberghe di rumah akan sangat bodoh," kata Wuyts. "Dan bagaimana dengan dukungan di pegunungan? Melawan tim-tim dunia yang kaya raya dan bertabur bintang adalah angan-angan. Jika Pogacar dan Vingegaard dibawa ke tanjakan terakhir di belakang [kereta empat orang], Remco dapat meminimalkan kerugian."

Kontrak baru Evenepoel yang dikabarkan bernilai €5 juta per tahun menjadikannya salah satu pembalap dengan bayaran tertinggi di dunia bersepeda. Ia diharapkan dapat mempertahankan performanya dan membawa tim Soudal-QuickStep meraih lebih banyak kemenangan di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini