Jakarta, Kompasiana – Mantan pembalap sepeda profesional dari Amerika Serikat, Tejay van Garderen, melontarkan sebuah pernyataan yang menghebohkan. Ia berpendapat bahwa Tadej Pogacar, Juara Dunia berkuasa dan pemenang Tour de France berkali-kali, masih "sangat kurang dibayar" dibandingkan dengan nilai bintang yang ia bawa ke dunia bersepeda.
Menurut van Garderen, meskipun Pogacar kemungkinan besar sudah menjadi pembalap sepeda dengan bayaran tertinggi di dunia, namun penghasilannya masih jauh dari sebanding dengan ketenarannya. "Saya sangat ingin melihat olahraga bersepeda semakin maju dan pembalapnya mendapatkan penghargaan yang layak," ujar van Garderen.
Van Garderen membandingkan penghasilan Pogacar dengan bintang-bintang olahraga di Amerika Serikat, khususnya di NBA. Ia mencontohkan bahwa pemain "3 and D" yang solid di NBA bisa mendapatkan penghasilan sekitar 8,3 juta euro per musim, sementara pemain dengan bayaran tertinggi, Stephen Curry, mengantongi 45 juta euro per tahun.
Meskipun mengakui bahwa membandingkan bersepeda dengan olahraga utama di AS adalah hal yang sulit, van Garderen berpendapat bahwa peningkatan penghasilan pembalap sepeda secara proporsional tidak sebesar yang terlihat. Ia menyebut contoh mantan pembalap seperti Chris Froome dan Peter Sagan yang hanya dibayar sekitar 4-5 juta euro per tahun pada masa kejayaan mereka.
"Pogacar memang mendapatkan kenaikan gaji yang signifikan, tapi jika melihat ke belakang, kenaikan ini tidak sebesar yang kita kira," kata van Garderen. "Pembalap dengan bayaran tertinggi saat ini mendapatkan 25 juta euro pada 2012, dan sekarang menjadi 45 juta euro. Sementara di bersepeda, kenaikannya tidak terlalu signifikan."
Van Garderen mempertanyakan mengapa bersepeda tidak bisa mengejar ketinggalan dalam hal pendapatan. Ia menilai bahwa olahraga ini memiliki banyak penonton di seluruh dunia, terutama selama Tour de France. "Di bulan Juli, tidak ada olahraga lain yang mencuri perhatian. NBA sudah selesai, sepak bola belum dimulai. Bersepeda adalah hiburan global yang disukai semua orang," ujarnya.
Van Garderen menyarankan agar pembalap seperti Pogacar menuntut persentase kecil dari hak siar televisi balapan. "Dengan begitu, tim bisa memanfaatkan popularitas Pogacar untuk menarik pendapatan tambahan," katanya.
Namun, van Garderen juga menyadari bahwa kenaikan gaji yang drastis bisa berdampak negatif pada motivasi dan performa pembalap. Ia menyebut bahwa beberapa pembalap yang hanya termotivasi oleh uang bisa kehilangan semangat juang dan mulai takluk pada tekanan.
"Tapi Pogacar adalah pembalap yang berbeda. Ia begitu termotivasi dan akan tetap balapan dengan penuh semangat, berapapun bayarannya," tandas van Garderen.
Terlepas dari pendapat van Garderen, UCI (Union Cycliste Internationale) berencana untuk menerapkan batas pengeluaran (budget cap) bagi tim balap sepeda profesional. Hal ini memicu perdebatan, karena ada yang mendukung dan ada pula yang menentang kebijakan tersebut.