Pendahuluan
Annemiek van Vleuten, atlet sepeda perempuan asal Belanda, telah mengukir rekam jejak yang luar biasa dalam karirnya. Dengan empat gelar juara dunia, dua medali Olimpiade, dan kemenangan di setiap balap etape besar di Prancis, Italia, dan Spanyol, ia telah menunjukkan bakat dan keuletannya yang luar biasa. Namun, di balik sosok peraih medali yang tangguh ini, terdapat fakta-fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui.
Dari Pesepakbola ke Pesepeda
Sebelum menjadi pesepeda profesional, Van Vleuten adalah seorang pesepakbola yang bermain di posisi gelandang. Namun, cedera ligamen lutut yang parah pada tahun 2005 mengakhiri karir sepakbolanya. Untuk memulihkan kebugarannya setelah cedera, ia mengambil olahraga sepeda di tahun terakhir kuliahnya dan menemukan bakat tersembunyinya.
Ilmuwan dan Pencinta Pesta
Tidak hanya piawai di atas sepeda, Van Vleuten juga memiliki latar belakang akademis yang mengesankan. Ia lulus dengan gelar master di bidang epidemiologi dan pernah menjadi peneliti di Universitas Utrecht. Meski begitu, semasa kuliah, ia dikenal sebagai sosok yang suka berpesta dan menikmati waktu bersantai bersama teman-temannya.
Prestasi di Berbagai Disiplin
Kemampuan Van Vleuten tidak terbatas pada balap sepeda jalan raya. Ia juga telah membuktikan dirinya sebagai pesepeda gunung yang mumpuni dengan memenangkan Kejuaraan Sepeda Gunung Maraton Belanda pada tahun 2017. Selain itu, ia juga meraih medali perak dalam nomor pursuit individu di Kejuaraan Dunia Track 2017.
Masalah Kesehatan dan Latihan dengan Tim Pria
Dalam perjalanan karirnya, Van Vleuten menghadapi tantangan berupa aliran darah yang terbatas ke kakinya. Ia didiagnosis dengan arteri iliaka yang tersumbat dan menjalani tiga kali operasi antara tahun 2009 dan 2013. Untuk meningkatkan kebugarannya, ia pernah berlatih bersama tim balap sepeda pria WorldTour, menuntaskan kilometer yang direncanakan meski sedikit tertinggal dari rekan-rekannya.
Cedera dan Kemenangan yang Dramatis
Pada Kejuaraan Dunia 2022, Van Vleuten mengalami patah siku dalam kecelakaan pada balap time trial beregu campuran. Namun, dengan tekad yang kuat, ia berhasil memenangkan balap jalan raya tiga hari kemudian dengan siku yang terbungkus perban. Kemenangan dramatis ini menjadi bukti ketabahan dan semangat juangnya.
Pelajaran dari Musim Panas Tokyo
Di Olimpiade Tokyo 2021, Van Vleuten mengira dirinya telah memenangkan medali emas dalam balap jalan raya. Namun, tanpa dukungan radio balapan, ia tidak menyadari bahwa atlet Austria Anna Kiesenhofer telah unggul sejak awal perlombaan. Kesalahan ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya informasi dan fokus dalam kompetisi.
Kehidupan di Luar Sepeda
Di luar dunia bersepeda, Van Vleuten memiliki berbagai minat. Ia gemar bermain gitar dan menganggapnya sebagai bentuk relaksasi. Ia juga menikmati bermain game papan Settlers of Catan bersama teman-temannya. Selain itu, ia memiliki kecintaan pada Amerika Latin, terutama Kolombia, di mana ia berlatih selama enam minggu pada tahun 2023. Ia juga sedang mempelajari bahasa Spanyol.
Rekor dan Fakta Menarik
Van Vleuten memegang rekor QOM Strava pada segmen Planche des Belles Filles, tanjakan curam yang membantunya merebut jersey kuning di Tour de France Femmes avec Zwift 2022. Ia telah berpartisipasi dalam Tour of Flanders sebanyak 16 kali, lebih sering dari balapan lainnya, dan memenangkan ajang tersebut dua kali, pada tahun 2011 dan 2021. Pada tahun 2022, ia menjadi pemenang Monumen tertua, baik pria maupun wanita, dengan kemenangannya di Liège-Bastogne-Liège pada usia 39 tahun dan 199 hari.
Kesimpulan
Annemiek van Vleuten adalah atlet sepeda yang luar biasa dengan prestasi luar biasa. Dari keberaniannya menghadapi cedera hingga kehidupan pribadinya yang unik, ada banyak hal menarik yang dapat diungkap di luar statistik dan medali. Kisah dan pencapaiannya menginspirasi tidak hanya penggemar bersepeda tetapi juga siapa pun yang mengejar keunggulan dalam hidup mereka.