Filippo Ganna, pembalap tim Ineos Grenadiers, memiliki target muluk di musim 2025. Setelah berkutat dengan posisi kedua pada musim lalu, Ganna kini mengincar kemenangan di dua balapan klasik bergengsi: Milan-San Remo dan Paris-Roubaix.
Pada tahun 2024, Ganna meraih beberapa podium, termasuk peringkat kedua di Kejuaraan Dunia dan Olimpiade kategori time trial, serta medali perunggu di nomor team pursuit Olimpiade Paris. Namun, prestasi itu belum memuaskan Ganna yang mendambakan kemenangan.
"Ini bukan waktunya untuk memilih (antara Milan-San Remo dan Paris-Roubaix), tapi waktunya untuk menang," tegas Ganna.
Musim 2024 menjadi musim terburuk Ganna sejak bergabung dengan Ineos Grenadiers, hanya berhasil meraih tiga kemenangan. Ganna tidak membantah kemerosotan timnya pada tahun ini, tetapi menyatakan harapannya bahwa perubahan struktur tim akan membuahkan hasil positif.
"Saya berharap perubahan ini membuahkan hasil. Saya fokus pada kayuhan saya, dan mengekspresikan diri saya sepenuhnya di atas sepeda," ujarnya.
Setelah membagi fokusnya antara balapan trek untuk Olimpiade Paris dan balapan jalan raya bersama Ineos Grenadiers pada tahun 2024, Ganna akan sepenuhnya berkonsentrasi di jalan raya pada musim 2025.
Ganna mengakui tantangan berat yang akan dihadapinya untuk mengalahkan pembalap top dunia seperti Tadej Pogacar, Mathieu van der Poel, Wout van Aert, dan Remco Evenepoel. "Saya akan selalu menghadapi fenomena melawan saya. Pertarungan antara para raksasa," kata Ganna.
Meskipun berfokus pada jalan raya, Ganna tidak menutup kemungkinan untuk kembali ke velodrome di masa depan. Ia bahkan mengisyaratkan kemungkinan tampil di Kejuaraan Dunia dan Olimpiade 2028 di Los Angeles. "Saya akan terus menggunakan trek untuk latihan, karena membantu saya untuk melakukan upaya spesifik," ujarnya.
Ganna membuktikan bahwa ia terus berkembang dengan meraih kemajuan setiap musim. "Hal yang baik, di luar kemenangan dan kekalahan, adalah saya selalu membuat kemajuan," katanya.
Dengan ambisi dan tekadnya, Filippo Ganna bertekad untuk meraih kemenangan di Milan-San Remo dan Paris-Roubaix, serta menuliskan namanya dalam sejarah balap sepeda.
