Beranda Berita Sepeda Covid: Fenomena Industri yang Menarik

Sepeda Covid: Fenomena Industri yang Menarik

7
0

Pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia empat tahun lalu bagaikan mimpi buruk yang menghantui. Namun, meski kini terasa telah berlalu, dampaknya masih terasa nyata, khususnya bagi industri sepeda.

Selama pandemi, industri sepeda sempat mengalami lonjakan permintaan yang luar biasa. Orang-orang berbondong-bondong membeli sepeda untuk mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi baru mereka. Lonjakan ini mendorong produksi sepeda dan membuat industri bergulir kencang.

Namun, setelah pandemi surut, terjadilah penurunan permintaan yang drastis. Banyak orang yang membeli sepeda saat itu kini tidak lagi menggunakannya. Hal ini terlihat dari data statistik yang menunjukkan penurunan signifikan aktivitas bersepeda di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Kondisi ini membuat banyak pemasok sepeda terpaksa gulung tikar atau mencari pembeli. Ada pula yang memutuskan untuk tutup karena menilai bisnis sepeda tidak lagi menguntungkan.

Di sisi lain, banyak pula pemilik sepeda yang menjual kembali sepeda yang mereka beli saat pandemi. Hal ini menciptakan pasar sepeda bekas yang sangat besar dengan banyak penawaran dari orang-orang yang ingin melepas sepeda mereka.

Menurut Matt Connelly dari Cycle Exchange, angka penjualan sepeda bekas saat ini sedang tinggi, namun mereka juga harus memperketat kriteria sepeda yang diterima.

"Ada banyak orang yang ingin menjual, jadi kami harus lebih selektif terhadap sepeda yang kami terima," katanya. "Sepeda dengan harga jual sekitar Rp 50-80 juta saat ini banyak dipasok, sehingga penjual harus siap untuk menurunkan harga."

Connelly memperkirakan, banyak sepeda bekas yang dijual saat ini merupakan sepeda yang dibeli saat pandemi. Namun, ia juga melihat bahwa masih banyak sepeda yang belum terjual dan kini hanya menjadi pajangan saja.

"Saya rasa sebagian besar sepeda berharga murah, di bawah Rp 15 juta, masih belum terjual dan tidak digunakan," ujarnya. "Saya kira sepeda-sepeda itu tidak akan pernah laku. Sebab, kondisinya sudah mulai usang."

Sementara itu, Golditchuk dari Buycycle percaya bahwa masih banyak sepeda Covid yang belum terjual. Ia berpendapat bahwa pasar sepeda bekas dapat berkembang pesat jika potensi tersebut bisa dimaksimalkan.

"Berdasarkan perhitungan kami, sekitar 80% dari potensi pasar sepeda bekas masih tersembunyi di berbagai gudang atau rumah," katanya.

"Itu bagian yang terpenting," tambahnya. "Mari kita keluarkan potensi itu ke pasar. Bukan masalah bersaing dengan platform lain. Ini tentang mengembangkan pasar. Karena semakin banyak penawaran, semakin banyak penjualan, dan pasar sepeda bekas akan berkembang ke arah yang benar."

Fenomena sepeda Covid menjadi fenomena menarik dalam industri sepeda. Meski pasar saat ini sedang lesu, platform sepeda bekas seperti Cycle Exchange dan Buycycle justru menunjukkan tren positif. Mereka mampu menawarkan berbagai kemudahan dan keuntungan yang setara dengan membeli sepeda baru.

Industri sepeda secara keseluruhan diperkirakan akan terus berkembang di masa depan. Sepeda menjadi semakin relevan untuk kebutuhan komuter dan olahraga. Hal ini membuat para pelaku industri optimis bahwa masa depan industri sepeda akan cerah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini