Chad Haga, pebalap asal Texas ini, telah membuktikan dirinya sebagai petarung tangguh di lintasan gravel. Setelah pensiun dari 12 tahun karier di jalan raya, Haga banting setir ke gravel pada tahun 2024 dan langsung meraih kesuksesan.
Dengan tujuh finis lima besar, termasuk posisi kedua di Unbound Gravel 200 dan ketiga di The Traka 360, Haga membuktikan bahwa ia bukan sekadar "roadie" yang pensiun. Ia benar-benar menikmati olahraga ini.
Namun, tahun 2022 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Haga. Setelah musim balap yang sukses, ia mengalami kecelakaan saat berlatih di Spanyol dan mengalami patah tulang lengan kanan. Cedera ini memaksanya untuk menepi dan menjalani operasi.
"Ini adalah kemunduran serius pertama dalam karier saya," kata Haga. "Tapi saya melihatnya sebagai tantangan."
Setelah sembuh dari operasi, Haga langsung kembali berlatih dan mempersiapkan diri untuk musim 2023. Kali ini, ia memutuskan untuk menjadi pebalap "privateer" atau independen, tanpa dukungan tim.
"Saya telah belajar banyak dari tim PAS Racing," ujar Haga. "Saya yakin saya bisa mengurus semuanya sendiri. Ini menjadi petualangan yang menarik."
Menjadi pebalap privateer memang penuh tantangan, terutama di era gravel yang semakin mengutamakan kerja tim. Namun, Haga optimistis bisa mengatasi kesulitan ini.
"Saya senang bisa balapan di tempat-tempat baru, merasakan budaya baru, dan menerima tantangan baru," ungkapnya. "Saya belum tahu kapan bisa kembali ke lintasan, tapi yang pasti saya akan bekerja keras."
Haga yakin kunci suksesnya di gravel adalah kecintaannya pada latihan jarak jauh. Ia juga menyadari pentingnya aspek sosial media dan perlunya mewakili sponsor dengan baik.
"Saya ingin menjadi pembalap yang cepat dan disukai publik," kata Haga. "Itu cara yang bagus untuk mendapatkan dukungan sponsor. Gravel adalah olahraga media sosial juga."
Meski mengalami cedera, Haga tetap optimistis menatap masa depan. Dengan semangat juang dan kecintaannya pada olahraga ini, ia bertekad untuk meraih kesuksesan di lintasan gravel.