Pecinta olahraga sepeda Indonesia, bersiaplah menyaksikan era baru yang pahit. Setelah sekian lama dimanjakan dengan akses mudah dan murah ke tayangan balap sepeda di televisi, kini kenyamanan itu akan sirna.
Dahulu kala, kita bisa menikmati GCN+ dengan harga terjangkau, menyuguhkan hampir semua balapan sepeda yang kita inginkan secara langsung dan sesuai permintaan, tanpa gangguan iklan. Eurosport pun menemani para penggemar setia yang ingin menyaksikan aksi para atlet sepeda melalui layar televisi, lengkap dengan iklan Renault dan pesiar sungai di Danube. Sementara itu, ITV4 menyiarkan langsung Tour de France dan memberikan sorotan untuk acara lainnya.
Namun, hari-hari indah itu telah berlalu dan semakin menjauh. GCN+ menutup pintunya pada akhir 2023, mengakhiri dua tahun kejayaannya. ITV4 juga akan kehilangan hak siar Tour de France pada akhir 2025. Dan mulai bulan depan, Eurosport akan menghilang dari layar kita.
Kini, penggemar sepeda di Indonesia harus merogoh kocek lebih dalam untuk menikmati tayangan olahraga kesayangan mereka di TNT Sports. Dari acara kecil seperti E3 Saxo Classic hingga yang terbesar seperti Tour de France, semuanya akan bersembunyi di balik tembok berbayar. Dan kenaikan biaya bulanannya? Sungguh mengejutkan, 344% dari biaya berlangganan Discovery+ saat ini – dari Rp120.000 menjadi Rp530.000 per bulan.
Jika Anda sudah terbiasa menonton Eurosport melalui paket langganan Anda, bersiaplah untuk tambahan biaya yang selama ini belum pernah Anda bayarkan.
Situasi ini bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan, mengancam eksistensi olahraga sepeda profesional di Indonesia. Melihat komentar di media sosial dan kanal berita, jelas terlihat bahwa masyarakat tidak siap mengeluarkan uang sebanyak itu untuk menonton olahraga sepeda. Tanpa penonton, tidak ada artinya olahraga ini diadakan.
Meskipun TNT mengklaim bahwa penggemar akan mendapatkan akses ke lebih banyak olahraga melalui saluran mereka, termasuk sepak bola, rugbi, atau UFC, hal ini tidaklah relevan. Olahraga sepeda bukanlah sepak bola, rugbi, atau UFC. Ini adalah olahraga yang lebih khusus dan pasarnya lebih kecil. Keputusan TNT hanya akan memperburuk situasi dan membuat olahraga sepeda semakin terpinggirkan di Indonesia.
Argumen TNT yang mengatakan bahwa anak muda zaman sekarang tidak lagi menonton televisi mungkin ada benarnya. TikTok dan YouTube mungkin merajai dunia hiburan. Namun, ketika tiket untuk menyaksikan balapan sepeda secara langsung begitu mahal, kecil kemungkinan generasi muda akan tertarik menjadi penggemar olahraga ini.
Faktanya, penggemar sepeda umumnya bukanlah penggemar olahraga secara keseluruhan. Mereka hanya ingin menyaksikan Critérium du Dauphiné tanpa gangguan, dengan harga yang terjangkau. Memang, ada pengecualian, tetapi mereka bukanlah mayoritas.
Akhir dari tayangan sepeda yang mudah diakses di televisi tidak hanya merepotkan penggemar, tetapi juga dapat menjadi malapetaka bagi masa depan olahraga ini. Jika semakin sedikit orang yang menonton balap sepeda, semakin sedikit pula yang terinspirasi untuk bersepeda atau bahkan menjadi atlet sepeda.
Mungkin juara Tour de France berikutnya akan berasal dari rumah yang berlangganan TNT, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Menemukan talenta baru dalam olahraga sepeda akan semakin sulit. Kita sedang menciptakan olahraga yang hanya bisa dinikmati oleh kelas menengah ke atas.
Jika ini benar-benar akhir dari penayangan balap sepeda di televisi Indonesia, dampaknya terhadap perlombaan itu sendiri, sponsor yang bergantung pada waktu tayang, dan pada akhirnya aksi balapan akan sangat besar.
Olahraga sepeda mungkin tampak menarik bagi mereka yang membeli hak siar saat ini, tetapi bagaimana dengan masa depan? Akankah kita pernah mengalami era keemasan seperti ini lagi? Untuk saat ini, tampaknya mustahil.
Kita berharap jumlah penonton balap sepeda di Indonesia tidak akan berkurang drastis setelah bulan depan. Semoga ini bukan pertanda akhir bagi olahraga sepeda di tanah air.