Jakarta, KumparanTekno – Kasia Niewiadoma, pembalap dari tim Canyon-SRAM, sukses menyabet gelar juara La Flèche Wallonne pada Rabu (22/4). Kemenangan ini sekaligus menjadi yang perdana bagi Niewiadoma dalam lima tahun terakhir di ajang balap jalan raya.
Mengawali balapan sebagai salah satu favorit, Niewiadoma melancarkan serangannya pada 200 meter terakhir menuju garis finis. Ia berhasil mengungguli sang juara bertahan, Demi Vollering (SD Worx-Protime), dan Elisa Longo Borghini (Lidl-Trek).
Kemenangan Niewiadoma mengakhiri catatan kurang menggembirakan yang ia alami sejak terakhir kali naik podium teratas pada Women’s Tour 2019. Kemenangan ini juga menjadi yang pertama bagi tim Canyon-SRAM musim ini.
"Ini sangat berarti," ungkap Niewiadoma seusai balapan. "Saya berharap kemenangan ini dapat menginspirasi banyak orang yang mengejar impian mereka. Saya telah mengalami banyak kegagalan, banyak peringkat kedua dan ketiga, tetapi saya tidak pernah berhenti percaya bahwa kami bisa menang sebagai sebuah tim."
Balapan La Flèche Wallonne edisi perempuan terpanjang sepanjang sejarah digelar dalam kondisi cuaca buruk yang didominasi oleh hujan dan salju. Kondisi ekstrem ini juga mewarnai balapan sebelumnya yang dilakoni pembalap putra.
"Balapan ini sangat brutal, karena hujan turun sangat deras dan suhu turun drastis, tetapi saya tahu ini hari saya," kata Niewiadoma. "Kondisi cuaca menguntungkan saya karena saya selalu tampil baik di balapan seperti ini."
Niewiadoma, yang juga merupakan juara dunia balap gravel, menyebut perayaan dini yang dilakukan Lorena Wiebes di Amstel Gold Race pada Minggu (19/4) sebagai pelajaran berharga.
"Setelah hari Minggu, saya berpikir saya tidak akan merayakan kemenangan sebelum garis finis. Saya tidak ingin membuang energi untuk melihat ke belakang. Saya hanya memberikan yang terbaik karena saya ingin melaju untuk kemenangan," pungkasnya.