Tadej Pogačar, peraih gelar Liège–Bastogne–Liège baru-baru ini dan Volta a Catalunya, mengaku berhati-hati jelang debutnya di Giro d’Italia. Meski diunggulkan, ia tidak membiarkan status tersebut membuatnya lengah.
"Banyak pembalap bagus yang hadir di Giro ini," kata Pogačar dalam konferensi pers pra-Giro. "Dalam tiga minggu, mungkin ada banyak kejutan. Ada banyak pembalap muda yang dalam performa bagus di sini."
Ia menyebut Romain Bardet dan Geraint Thomas sebagai ancaman potensial, terutama di etape pegunungan dan uji waktu. "Setelah hari kedua, kita akan tahu siapa saja yang benar-benar siap," tambahnya.
Meski dijagokan, Pogačar tak terlena. "Saya harus menerima kenyataan ini dan menghadapinya dengan cara saya balapan. Saya hanya perlu bersiap dan terus mengendalikannya," ujarnya.
Giro d’Italia tahun ini akan dimulai dengan etape pegunungan yang menantang, termasuk puncak Santuario di Oropa di etape kedua. Namun, Pogačar tidak menjadikan kemenangan etape awal sebagai prioritas.
"Tujuan utamanya adalah mengenakan jersey merah muda di Roma. Tidak harus di hari pertama," tegasnya. "Kami akan menjalani balapan setiap etape dan melihat bagaimana kondisi dan perkembangannya. Jika ada kesempatan untuk menang dan mengenakan jersey merah muda, kami akan mengambilnya, tetapi kami harus tetap cermat sepanjang Giro ini."
Tidak seperti Grand Tour lainnya, cuaca buruk sering kali menjadi faktor yang menentukan di Giro d’Italia. Pogačar menyadari hal tersebut dan siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul.
"Saya tahu betul perbedaan di setiap Grand Tour," jelasnya. "Saya bisa mengantisipasi cuaca buruk, etape yang panjang, dan tanjakan yang sulit dengan suhu yang tidak terlalu panas. Tetapi di sisi lain, mungkin akan ada sedikit tekanan dibandingkan Tour de France. Setiap balapan memiliki kelebihan dan kekurangannya, dan saya akan lihat bagaimana Giro ini berlangsung setelah 3 minggu."
"Cuaca selalu berperan. Baik itu sangat dingin, sangat panas, berangin, atau bersalju. Hal itu dapat memengaruhi balapan ini, dan saya tidak tahu bagaimana kami akan melewati Stelvio jika ada banyak salju. Ini lebih sulit bagi penyelenggara daripada bagi kami."
Meski begitu, Pogačar tetap antusias dengan peluang untuk menaklukkan tanjakan ikonik Giro, termasuk Mortirolo Pass. "Saya sangat menantikan etape di Livigno," katanya. "Saya juga tidak sabar dengan Monte Grappa di hari terakhir. Ada beberapa tanjakan bagus lain yang saya tahu dan sangat spesial bagi saya, jadi ini akan menjadi Giro yang sangat menyenangkan."