Pebalap sepeda profesional Julian Alaphilippe mengejutkan dunia dengan pengakuannya baru-baru ini telah berjuang dengan kaki patah selama balapan besar.
Alaphilippe, yang mewakili tim Soudal Quick-Step, mengungkapkan bahwa ia mengalami patah tulang pada kepala fibula di lutut kirinya pada saat Strade Bianche. Meski mengalami cedera tersebut, ia tetap bertekad untuk menyelesaikan 11 hari balap setelah kecelakaan, termasuk seluruh Tirreno-Adriatico dan Milan-San Remo.
Alasan Alaphilippe merahasiakan cederanya adalah ia tidak ingin dicap mencari sensasi. Pebalap Prancis ini sebelumnya banyak dikritik oleh media, termasuk oleh manajer timnya sendiri, Patrick Lefevere.
Sejak memenangkan Kejuaraan Dunia dua kali berturut-turut pada tahun 2021, Alaphilippe hanya mengoleksi empat kemenangan, meskipun itu termasuk tahapan di Itzulia Basque Country dan Critérium du Dauphiné.
Cedera yang dialaminya menjelaskan performa buruknya di Classics berbatu, finishing di posisi ke-70 di Tour of Flanders, 7:43 di belakang pemenang, Mathieu van der Poel.
Cedera ini juga akan menghambat kampanye Ardennes Classics-nya. Pebalap berusia 31 tahun itu adalah pemenang tiga kali La Flèche Wallonne dan hampir memenangkan Liège-Bastogne-Liège pada beberapa kesempatan, tetapi ia tidak akan tampil di balapan tersebut tahun ini.
Alaphilippe mengungkapkan penyesalannya atas keputusan untuk terus balapan meski cedera. "Saya seharusnya menjaga diri sendiri," katanya.
Giro d’Italia juga termasuk dalam jadwal Alaphilippe, tetapi belum diketahui apakah ia akan tetap berpartisipasi. Pengakuan dari Alaphilippe ini mengungkap perjuangan yang dihadapi para atlet profesional dan pentingnya memprioritaskan kesehatan fisik dalam mengejar prestasi.
