Delapan tahun setelah pensiun, legenda bersepeda Sir Bradley Wiggins masih bergulat dengan hubungannya dengan olahraga yang membesarkan namanya. Dalam sebuah wawancara eksklusif, ia mengungkap perjuangannya dengan trauma masa lalu, masalah keuangan, dan pencarian identitasnya pasca pensiun.
Wiggins mengakui bahwa bersepeda telah menjadi "pengalih perhatian yang hebat" dari masalah hidupnya. Namun, sejak pensiun pada tahun 2016, ia telah mengalami pasang surut dalam berdamai dengan masa lalunya.
"Saya selalu berada di dunia bersepeda, dan meskipun saya telah mencoba menjauh, saya menyadari bahwa itu akan selalu ada," ujarnya.
Selain kesulitan finansial yang baru-baru ini menjadi sorotan media, Wiggins juga berbicara tentang hubungannya yang rumit dengan ayahnya, seorang mantan pembalap profesional yang meninggal pada tahun 2008.
"Kami adalah produk dari masa kecil dan pengasuhan kami, dan saya pikir itu tidak pernah meninggalkan kita," kata Wiggins, mengacu pada ketidakhadiran ayahnya dalam hidupnya.
Trauma masa lalu ini telah membentuk hubungan Wiggins dengan bersepeda, yang ia gunakan sebagai pengalih perhatian dari masalah emosional. Namun, pasca pensiun, ia menyadari dampak negatif dari pelarian tersebut.
"Saya telah menjadi orang yang bertolak belakang dengan orang tua saya sendiri. Saya menjadi segalanya yang saya ingin orang tua saya lakukan," ungkapnya.
Wiggins juga berbicara tentang perjuangannya melawan depresi dan pelecehan seksual yang ia alami saat masih remaja. Pengungkapannya telah menginspirasi banyak orang untuk berbagi pengalaman mereka sendiri, menunjukkan dampak positif dari keterbukaannya.
Kini, Wiggins tengah menemukan kembali hubungannya dengan bersepeda. Ia menjauh dari sisi kompetitif olahraga, tetapi masih terlibat dalam pengembangan produk dan sebagai pembicara.
"Saat ini, bersepeda hanyalah bagian dari diri saya," katanya. "Saya tidak ingin melabeli apakah saya menyukainya atau tidak. Saya perlahan-lahan mendekatinya kembali, meski masih menjaganya dalam jarak."
Wiggins mengadvokasi sistem kesejahteraan yang lebih komprehensif bagi para atlet pasca pensiun. "Ketika Anda berhenti, tidak ada yang pernah menghubungi Anda lagi," ujarnya, menekankan perlunya dukungan untuk transisi ke kehidupan setelah bersepeda.
Perjalanan Wiggins untuk mendefinisikan kembali dirinya sendiri dan berdamai dengan masa lalunya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Melalui perjuangan dan keberaniannya, ia menunjukkan bahwa bahkan legenda olahraga pun bisa terpengaruh oleh trauma dan masalah yang kompleks.