Beranda Berita AI dalam Aplikasi Strava: Manfaat Minimal, Potensi Energi Besar

AI dalam Aplikasi Strava: Manfaat Minimal, Potensi Energi Besar

2
0

Aplikasi Strava, populer di kalangan pesepeda, baru-baru ini meluncurkan fitur "Athlete Intelligence" yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan wawasan dan panduan yang dipersonalisasi bagi pengguna. Namun, fitur ini menuai reaksi beragam, terutama karena manfaatnya yang dipertanyakan dan potensi dampak lingkungannya.

Fitur yang Kurang Berguna

Meskipun dirancang untuk menyajikan ringkasan data latihan yang mudah dipahami, Athlete Intelligence seringkali memberikan informasi yang jelas dan tidak terlalu bermanfaat. Pengguna dapat melihat informasi seperti kecepatan, detak jantung, dan daya secara langsung di layar aktivitas, sehingga ringkasan AI menjadi berlebihan.

Selain itu, AI tidak mempertimbangkan tujuan atau konteks latihan pengguna. Misalnya, pengguna mungkin melakukan perjalanan santai, tetapi AI dapat menafsirkannya sebagai kinerja yang luar biasa karena kecepatan yang lebih cepat dari rata-rata 30 hari. Hal ini dapat membingungkan dan tidak relevan bagi pengguna.

Dampak Lingkungan yang Diabaikan

Penggunaan AI berdampak pada lingkungan karena membutuhkan daya komputasi yang besar. Sebuah laporan dari Climate Action against Disinformation memperkirakan bahwa peningkatan permintaan listrik dari AI dapat menyebabkan peningkatan emisi global sebesar 80% jika pusat data digandakan untuk mendukung teknologi baru.

Meskipun penggunaan energi Strava’s Athlete Intelligence mungkin relatif kecil, namun tetap berkontribusi pada masalah lingkungan yang lebih besar. Sebagai pengguna aplikasi yang berkomitmen terhadap lingkungan, penting untuk mempertimbangkan dampak teknologi ini.

Fokus pada Fitur yang Berguna

Daripada berfokus pada fitur AI yang dipertanyakan, Strava sebaiknya berkonsentrasi pada pengembangan fitur praktis yang benar-benar bermanfaat bagi penggunanya. Beberapa saran meliputi:

  • Peningkatan pelacakan rute untuk navigasi yang lebih akurat
  • Integrasi yang lebih baik dengan perangkat dan sensor pihak ketiga
  • Fitur analitik yang lebih canggih untuk melacak kemajuan dan mengidentifikasi area untuk peningkatan
  • Perbaikan pada antarmuka pengguna untuk pengalaman yang lebih mudah dan intuitif

Kesimpulan

Meskipun kecerdasan buatan berpotensi membawa manfaat dalam beberapa konteks, penggunaannya dalam aplikasi Strava’s Athlete Intelligence tampaknya tidak memberikan nilai tambah yang signifikan. Fitur ini berisiko menyesatkan pengguna dengan memberikan wawasan yang tidak berguna dan berkontribusi pada konsumsi energi yang berlebihan. Strava akan lebih baik memanfaatkan sumber dayanya untuk mengembangkan fitur yang benar-benar meningkatkan pengalaman pengguna dan mendukung tujuan lingkungan mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini