Pada hari Minggu, Geraint Thomas akan menuntaskan balapan Giro d’Italia di podium untuk tahun kedua berturut-turut. Pembalap Ineos Grenadiers itu merayakan ulang tahunnya yang ke-38 dengan bertarung untuk podium Giro di tanjakan Monte Grappa.
Thomas berhasil mempertahankan posisinya di peringkat ketiga secara keseluruhan, tertinggal 10:24 dari Tadej Pogačar (UAE Team Emirates) dan hanya 28 detik di belakang Dani Martínez (Bora-Hansgrohe). Meski mulai merasakan usianya, Thomas bangga dengan pencapaiannya di Grand Tour ke-20-nya.
"Semua orang selalu membicarakan umur saya, tapi saya tidak pernah terlalu peduli. Namun sekarang di usia 38 tahun, saya sudah cukup tua untuk seorang pengendara sepeda profesional," aku Thomas.
"Saya merasa biasa saja sepanjang hari, terutama sebelum tanjakan. Saya sempat berpikir, ‘Ini bisa jadi ulang tahun yang buruk,’ tapi saya berhasil bangkit dan ternyata tidak terlalu buruk," lanjutnya.
Thomas telah berjuang melawan Martínez untuk posisi kedua sejak finis gunung pertama di Otropa pada etape 2. Ia kehilangan waktu berharga pada time trial etape 7 ke Perugia, tetapi berhasil merebutnya kembali pada time trial etape 14 di Danau Garda. Martínez sempat melewatinya pada etape 16, tetapi Thomas menunjukkan pengalamannya pada tanjakan Monte Grappa untuk mengamankan posisi ketiga secara keseluruhan.
Ia tidak menyesali apa pun. "Tidak sama sekali," tegasnya. "Saya dan tim sudah melakukan yang terbaik. Kami membalap dengan baik, hanya saja tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menyalip Danny. Ini balapan yang hebat darinya."
Thomas menyadari bahwa Pogačar berada di level yang berbeda dan tidak pernah benar-benar mencoba bersaing dengannya. "Saya bertaruh bahwa Pogačar tidak akan membalap saat berusia 38 tahun, jadi setidaknya saya unggul di situ," kata Thomas dengan sedikit hiburan.
"Dia adalah pembalap terbaik yang pernah saya balapan bersamanya, dan saya pernah berlomba dengan banyak pembalap bagus," jelas Thomas. "Dia sangat serba bisa dan agresif sepanjang tahun. Tidak seperti saya, yang hanya bagus selama beberapa bulan dalam setahun. Sangat luar biasa melihat bakatnya."
Thomas dan Pogačar akan kembali berhadapan di Tour de France. Pogačar mengincar gelar juara Giro-Tour ganda yang bersejarah. Sementara Thomas memiliki hal lain yang dipikirkan sebelum Juli.
"Jonas Vingegaard adalah satu-satunya yang benar-benar selevel dengannya, tapi kita lihat saja kondisinya," kata Thomas tentang pembalap Denmark itu yang mengalami kecelakaan parah dan cedera paru-paru. "Tapi selalu ada peluang, ini adalah balapan sepeda, tapi secara talenta fisik murni, dia unik."
"Saya tidak memikirkan Tour, saya hanya ingin menikmati bir dingin untuk ulang tahun saya."