Seorang pengendara sepeda menceritakan pengalamannya berkunjung ke rumah teman setelah sembuh dari batuk ringan. Meskipun telah melakukan perjalanan yang cukup jauh, ia merasa tidak terlalu lelah. Temannya menawarkan untuk mengantarnya pulang, namun ia bersikeras ingin mengendarai sepedanya sendiri.
Sikap teman sang pengendara tersebut menimbulkan pertanyaan tentang pandangan terhadap pengendara sepeda di kalangan non-pengendara. Teman yang mengenal riwayat bersepeda sang pengendara itu tampak terkesan saat ia tidak bersepeda. Namun, saat ia hadir dengan pakaian bersepeda, kesan positif tersebut berubah.
Sang pengendara berpendapat bahwa non-pengendara sering menganggap pengendara sepeda sebagai individu yang aneh. Mereka khawatir pengendara sepeda akan membuat kekacauan atau berperilaku tidak normal.
Ketika sang pengendara ditawari 50 kue Jaffa, ia hanya mengambil satu untuk menunjukkan pengendalian diri. Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin membuktikan bahwa pengendara sepeda juga bisa berperilaku normal.
Meskipun pengalaman tersebut bisa dianggap remeh, ini menyoroti adanya kesalahpahaman dan prasangka terhadap pengendara sepeda. Mereka sering dianggap aneh atau tidak normal hanya karena hobi mereka.
Artikel ini mengajak kita untuk merefleksikan pandangan kita terhadap pengendara sepeda dan menyadari bahwa mereka juga manusia biasa. Mereka berhak diperlakukan dengan hormat dan tanpa prasangka.