Beranda Balap Bersepeda Profesional: Impian atau Kegetiran bagi Atlet Muda?

Bersepeda Profesional: Impian atau Kegetiran bagi Atlet Muda?

5
0

Bersepeda sebagai olahraga profesional telah mengalami pergeseran paradigma dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak atlet muda yang direkrut ke dalam tim pengembangan dan bahkan bergabung dengan tim WorldTour. Namun, tren ini telah menimbulkan pro dan kontra, karena beberapa atlet muda merasa tertekan dan kecewa dengan gaya hidup yang menuntut ini.

Tekanan dan Pengorbanan yang Tinggi

Cormac Nisbet, seorang pembalap muda Inggris, menceritakan kisahnya sebagai salah satu atlet yang merasa tidak lagi termotivasi mengejar impian menjadi pembalap sepeda profesional. Alasannya meliputi meningkatnya bahaya dalam olahraga ini dan kurangnya stimulasi mental.

Atlet muda lainnya, Gabriel Berg, menyuarakan sentimen yang sama, mengatakan bahwa hidupnya hanya berputar di sekitar bersepeda dan tidak memiliki kehidupan sosial. Gaya hidup ini, yang melibatkan keterasingan dari keluarga dan teman, serta tekanan konstan untuk tampil, menjadi beban bagi mereka.

Perburuan Bakat dan Penandatanganan Kontrak

Percepatan dalam merekrut atlet muda didorong oleh "takut ketinggalan" dari tim-tim profesional. Mereka sangat ingin mendapatkan talenta terbaik dan memastikan tidak melewatkan atlet masa depan yang potensial. Akibatnya, beberapa atlet muda direkrut bahkan sebelum mereka cukup dewasa untuk menangani tekanan dan tuntutan menjadi atlet profesional.

Dampak pada Karir dan Kesehatan

"Saya merasa tidak sehat. Jika saya sakit, saya akan kembali ke sepeda satu atau dua hari lebih cepat," kata Xandres Vervloesem, mantan pembalap WorldTour. Beban kerja yang berlebihan, ditambah dengan tekanan untuk menunjukkan hasil, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental atlet muda.

Biaya dan Kesenjangan

Profesionalisasi bersepeda di level pemuda dan junior juga telah meningkatkan biaya yang cukup besar. Satu keluarga bahkan dilaporkan menghabiskan hingga £50.000 per tahun untuk peralatan dan biaya perjalanan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak keluarga dan anak-anak mungkin tidak mampu lagi menjalani olahraga ini.

Solusi yang Diusulkan

Beberapa pihak menyerukan perubahan dalam sistem pengembangan, termasuk membuat satu musim balapan U23 wajib bagi semua atlet. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi atlet muda untuk berkembang dan belajar dasar-dasar balapan secara bertahap.

Yang lain menyarankan agar atlet muda diwajibkan untuk menempuh pendidikan formal di samping bersepeda, sehingga mereka memiliki opsi jika karir bersepeda tidak berjalan sesuai harapan.

Refleksi dan Introspeksi

Terlepas dari tekanan dan tantangannya, bersepeda tetap menjadi olahraga yang dapat memberikan pengalaman berharga bagi para atlet muda. Cormac Nisbet menyatakan bahwa bersepeda telah membentuknya menjadi orang yang lebih kuat, meskipun dia akhirnya memilih jalan yang berbeda.

Xandres Vervloesem merefleksikan perjalanannya dan menyarankan agar atlet muda meluangkan waktu mereka, tidak memaksakan perkembangan, dan menikmati prosesnya. "Bersepeda, seperti semua industri, itu sulit, tetapi jangan terjebak dalam detail kecil," katanya.

Kesimpulannya, profesionalisasi bersepeda tingkat pemuda telah membawa kemajuan dalam kinerja tetapi juga menimbulkan tantangan bagi atlet muda. Ini adalah industri yang kompetitif dan menuntut, dan penting bagi para atlet untuk menyadari tekanan dan pengorbanan yang mungkin mereka hadapi. Sistem pengembangan yang lebih komprehensif dan dukungan yang lebih baik dapat membantu memastikan bahwa atlet muda dapat berkembang dan mencapai potensi mereka sambil menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini