David Gaudu merupakan salah satu dari gelombang baru pembalap sepeda profesional Prancis yang sedang naik daun.
Sebagai seorang pendaki, pria berusia 28 tahun ini telah membalap secara eksklusif untuk satu tim sepanjang karier profesionalnya, Groupama-FDJ. Ia telah meraih kemenangan etape di Vuelta a España dan Critérium du Dauphiné dengan jersey timnya yang tiga warna.
Pada tahun 2022, pembalap Prancis ini meraih posisi keempat di Tour de France, pencapaian terbaik dalam kariernya. Tahun ini, ia kembali berpartisipasi dengan harapan besar dari segenap bangsa. Bisakah Gaudu menjadi pembalap Prancis pertama yang menang sejak 1985?
Sebelum perlombaan, berikut beberapa hal menarik yang mungkin belum Anda ketahui tentang Gaudu:
-
Gaudu lahir di Landivisiau, jantung wilayah bersepeda Prancis di Brittany. Ia termasuk dalam garis panjang pembalap Breton ternama, antara lain Bernard Hinault (pemenang Tour de France lima kali), Louison Bobet (pemenang tiga kali), dan Warren Barguil (pemenang jersey polkadot 2017).
-
Gaudu adalah seorang anak yang sangat aktif. "Saya sangat nakal," katanya dalam sebuah wawancara. "Saya selalu membuat ulah di rumah. Saya berlarian ke mana-mana. Saya hampir selalu terluka. Saya menabrak pintu dan harus pergi ke UGD."
-
Ayahnya adalah seorang tukang keramik dan penggemar sepeda gunung.
-
Gaudu bergabung dengan klub bersepeda pertamanya, la Landivisienne Cycliste, ketika ia baru berusia 6 tahun.
-
Rival masa kecilnya adalah Valentin Madouas, yang mulai ia lawan sejak usia sembilan tahun. Kini, keduanya menjadi rekan satu tim di Groupama-FDJ.
-
Pada tahun 2013, ia terpaksa mundur dari Classique des Alpes Juniors ketika seekor kucing melintas di antara roda sepedanya pada saat menuruni bukit. Saat itu, Gaudu memimpin perlombaan, tetapi terjatuh parah dan tidak bisa melanjutkan.
-
Gaudu memiliki VO2max yang mengesankan, artinya ia dapat menyerap oksigen dengan sangat cepat. Ketika berusia 18 tahun, ia mencatat hasil 92ml/menit/kg, menempatkannya pada tingkat teratas pembalap Grand Tour. "Saya belum pernah melihat yang seperti ini," kata direktur olahraga Groupama-FDJ, Frédéric Grappe.
-
Ia memenangkan Tour de l’Avenir pada tahun 2016. Acara ini dianggap sebagai perlombaan etape paling bergengsi untuk atlet U-23, dengan pemenang termasuk juara Tour de France Egan Bernal dan Tadej Pogačar.
-
Pada tahun 2016 juga, Gaudu memenangkan Course de la Paix dan dianugerahi penghargaan Vélo d’Or yang didambakan untuk kategori pembalap U-23 terbaik.
-
Ia meraih kemenangan profesional pertamanya di Tour de l’Ain 2017, pada usia 20 tahun. Setelah melepaskan diri bersama rekan setimnya Thibaut Pinot, mereka melaju tandem hingga garis finis, di mana Pinot menghadiahkan kemenangan itu kepada Gaudu.
-
Dua tahun kemudian, Gaudu menjadi domestique gunung utama Pinot di Tour de France 2019, menciptakan kecepatan yang tinggi agar rekan senegaranya itu menang di Col du Tourmalet pada etape ke-14.
-
Ia pernah naik podium di ajang Monument, yaitu menempati posisi ketiga di Liège-Bastogne-Liège pada tahun 2021, di belakang Julian Alaphilippe dan pemenang Pogačar.
-
Gaudu memakai kacamata dalam kehidupan sehari-hari, dan menggunakan lensa resep pada kacamata bersepeda yang disediakan oleh sponsor timnya, Julbo.
-
Ia adalah seorang streamer yang antusias, dan menyiarkan langsung dirinya sendiri saat berbicara dan bermain video game bersepeda di Twitch dan Discord.
-
Setelah Tour de France 2022, Gaudu menyiarkan debriefing hampir tiga jam di Twitch, membahas setiap etape dan memberikan wawasannya, sambil duduk di kursi permainannya.
-
Ia terlibat dalam kontroversi di situs streaming Discord pada Januari 2023, ketika ia mengkritik mantan rekan setimnya Arnaud Démare dalam serangkaian pesan teks dengan penggemar. "Saya tidak ingin dia datang ke Tour," tulis Gaudu. "Untungnya kami tidak pernah berbicara dan hampir tidak pernah balapan bersama." Ia kemudian meminta maaf atas pernyataannya.
-
Gaudu memiliki seekor anjing husky Siberia betina bernama Houna, yang memiliki warna mata berbeda, satu biru dan satu cokelat.
-
Pembalap Prancis ini gemar trail running dan menempati posisi kelima dalam perlombaan 34 km pada Desember 2022, menyelesaikan lintasan Menestrail di Moncontour, Prancis, dalam waktu 2 jam, 56 menit, dan 58 detik.
-
Ia adalah seorang atlet Olimpiade, dan mewakili Prancis dalam lomba balap sepeda jalan raya putra di Olimpiade Tokyo pada tahun 2021. Ia finis di urutan ketujuh.
-
Setelah UAE Tour tahun 2020 dibatalkan karena pandemi Covid, Gaudu dan tim Groupama-FDJ-nya termasuk di antara tiga regu yang terpaksa dikarantina di hotel mereka di Abu Dhabi. Mereka akhirnya terkurung selama sekitar 10 hari.
-
Ia memiliki diploma pendidikan tinggi di bidang akuntansi dan manajemen bisnis.