Paris, Prancis – Mark Cavendish mengalami nasib buruk pada etape ke-12 Tour de France, didegradasi dari posisi kelima ke posisi ke-68 setelah dianggap menyimpang dari garis sprint di akhir balap.
Keputusan ini diambil karena Cavendish dianggap melanggar aturan UCI 2.12.007-5.1, yang melarang "penyimpangan dari garis yang dipilih yang menghalangi atau membahayakan pengendara lain atau sprint yang tidak teratur."
Insiden tersebut terjadi ketika Cavendish berbelok ke kiri, kemudian berbelok kembali, sebelum dipaksa berbelok lagi untuk menghindari pembalap pemandu yang telah berhenti mengayuh.
Juri balapan menilai gerakan terakhir Cavendishlah yang membuatnya dikenai sanksi. Selain degradasi, Cavendish didenda 500CHF dan kehilangan -13 poin dalam klasifikasi poin.
Arnaud Démare (Arkéa-B&B Hotels) juga didegradasi karena dinilai menyimpang dari garis sprintnya. Pelanggaran Démare lebih jelas, hampir mendorong Wout van Aert (Visma-Lease a Bike) ke pembatas di sisi kanan jalan.
Direktur olahraga Cavendish, Mark Renshaw, sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Ia menilai Cavendish pantas mendapatkan posisi kelima dan bahwa keputusannya tidak adil.
Renshaw juga memberikan perspektif yang menarik, menyoroti tindakan pembalap pemandu Dan McLay (Arkéa-B&B Hotels) yang berhenti mengayuh dan memicu reaksi Cavendish.
"Jika kami menganalisis gerakan ini dengan cermat, kami dapat melihat bahwa McLay berhenti mengayuh. Padahal, dalam rapat sebelumnya, Thierry Gouvenou (perancang rute) telah mengingatkan bahwa pembalap pemandu harus terus mengayuh," kata Renshaw.
"Saya pikir gerakan McLay menghentikan mengayuh pantas mendapat sanksi lebih berat daripada Cavendish. Sebab, tindakan itu memicu reaksi yang membahayakan," imbuhnya.
Degradasi Cavendish menjadi pukulan berat bagi pembalap veteran berusia 39 tahun tersebut, yang menjalani Tour de France terakhir dalam kariernya. Keputusan kontroversial ini pun memicu perdebatan tentang interpretasi aturan sprint dan perlunya kejelasan lebih lanjut dalam penerapannya.