Pembalap sepeda Remco Evenepoel secara resmi membantah rumor transfer yang mengaitkannya dengan tim Red Bull-Bora-Hansgrohe pada akhir musim 2024.
Melalui pernyataan menjelang balapan elite putra di Kejuaraan Dunia di Zurich, Evenepoel menegaskan bahwa dirinya akan bertahan bersama Quick-Step pada tahun depan. Ia menampik kabar bahwa perpindahan ke tim lain tengah dipertimbangkan.
"Saya akan tetap di tempat ini, itu jelas," tegasnya. "Tidak ada transfer."
Evenepoel terikat kontrak dengan tim asuhan Patrick Lefevere hingga 2026. Namun, serangkaian prestasi gemilangnya terus membuatnya dirumorkan akan pindah ke tim lain.
Ineos Grenadiers sempat berupaya merekrut Evenepoel saat masih menjadi junior. Pada musim gugur 2022, mereka disebut-sebut menjajaki kemungkinan untuk mendapatkan jasanya. Pertemuan resmi untuk membahas transfer dilaporkan terjadi antara Evenepoel, sang ayah yang bertindak sebagai agennya, dan perwakilan tim. Namun, Ineos gagal membujuk juara Olimpiade dua kali itu untuk meninggalkan timnya saat ini.
Pada 2023, rumor perpindahan Evenepoel ke Ineos masih beredar. Saat tampil di Kejuaraan Dunia di Glasgow pada Agustus lalu, ia terpaksa menjawab pertanyaan seputar masa depannya.
Kehadiran Red Bull sebagai sponsor baru Bora-Hansgrohe pada awal tahun ini membuat raksasa WorldTour asal Jerman itu menjadi tim berikutnya yang dikaitkan dengan Evenepoel untuk musim 2025.
Menurut laporan Cyclingnews, Evenepoel kembali membantah rumor tersebut pada Jumat dan menekankan kembali komitmennya pada Soudal Quick-Step.
"Saya pikir beberapa informasi lebih dari yang saya tahu, itu cukup lucu untuk didengar, tapi tidak ada yang berubah," ujar Evenepoel.
"Saya akan tetap bersama rekan setim [Soudal Quick-Step]. Kami akan bekerja dan berjuang untuk tujuan terbesar, yaitu memenangkan Tour de France suatu hari nanti."
Evenepoel melakoni debutnya di Tour de France musim panas ini, mengamankan posisi ketiga secara keseluruhan, satu kemenangan etape, dan klasifikasi pembalap muda terbaik.
Jelang balapan elite putra di Kejuaraan Dunia pada hari Minggu, banyak perhatian tertuju pada upaya Tadej Pogačar untuk menjadi orang ketiga yang meraih triple-crown bersepeda – Giro d’Italia, Tour de France, dan gelar juara dunia jalan raya di musim yang sama. Hanya Eddy Merckx dan Stephen Roche yang pernah meraih gelar tersebut sebelumnya.
Pembalap Slovenia itu mendominasi Grand Prix Cycliste de Montréal baru-baru ini, menjadi balapan terakhirnya sebelum berangkat ke Zurich. Pogačar menjadi favorit utama untuk merebut jersey pelangi, tetapi Evenepoel tidak ketinggalan jauh.
Pogačar kini berada di ambang sejarah, meski Evenepoel memiliki pencapaian monumentalnya sendiri. Ia memenangkan gelar juara dunia jalan raya pada 2022 di Australia, dan jika mempertahankan jersey pelangi pada hari Minggu, ia bisa menjadi orang pertama yang menyelesaikan quadruple bersejarah Olimpiade dan Kejuaraan Dunia di musim yang sama.
Evenepoel telah berhasil mempertahankan gelar juara dunia time trial yang dimenangkannya di Skotlandia dan memiliki dua medali Olimpiade dalam koleksinya. Satu medali emas lagi pada hari Minggu akan melengkapi tahun yang sangat sukses dan bersejarah bagi pembalap Belgia berusia 24 tahun tersebut.